Bank Sentral Se Dunia Bakal Keluarkan Uang Digital Bersama

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

VIVA – Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan, tengah merumuskan kebijakan baru, yakni menerbitkan mata uang digital yang disebutnya sebagai central bank digital currency

Meski Harga Rumah Melambat, KPR Tetap Jadi Andalan Mayoritas Konsumen

Terkait kebijakan ini, Perry menekankan bahwa BI tidak sendiri. Penerbitan mata uang digital dikatakannya tengah dikaji juga oleh bank sentral lainnya di dunia ini secara bersama-sama.

"Kami antara bank sentral saling studi untuk menyusun dan mengeluarkan Insya Allah ke depannya central bank digital currency," tutur Perry secara virtual, Selasa, 25 Februari 2021.

BI Catat Harga Properti Naik, Penjualan Merosot 7,14 Persen

Baca juga: OJK Rilis Peta Jalan Perbankan Syariah 2020-2025, Ada 3 Pilar Utama

Kebijakan ini sebagai bentuk respons dari beredarnya mata uang kripto di dunia. Perry menegaskan, mata kripto bukanlah alat tukar yang sah termasuk sebagai alat pembayaran. 

Operasional Bank Indonesia Libur saat Pilkada, Tak Ada Layanan BI-RTGS hingga SKNBI

"Sejak dari awal kami sudah ingatkan dan tegaskan Bitcoin tidak boleh sebagai alat pembayaran yang sah demikian juga mata uang lain selain rupiah," tegas Perry.

Sebagaimana diketahui, uang kripto atau Bitcoin kembali populer setelah Sejumlah korporasi di Amerika Serikat sudah membeli dan menyimpan Bitcoin sebagai aset mereka.

Tesla sudah membeli Bitcoin seharga US$1,5 miliar atau sekitar Rp21 triliun. Diperkirakan, total keuntungan Tesla sampai saat ini, mencapai US$600 juta atau Rp8,4 triliun.

Microstrategy Inc sudah memiliki 72.000 BTC atau senilai sekitar Rp57 triliun. Perusahaan tersebut membeli Bitcoin secara bertahap dimulai pada Agustus 2020 lalu. Saat itu, pembelian perdana Microstrategy Inc hanya 21.454 BTC.

CEO Indodax Oscar Darmawan pada awal pekan lalu mengatakan, aksi kedua perusahaan tersebut telah melejitkan harga uang kripto bitcoin.

"Harga Bitcoin tahun 2012 hanya sekitar US$13 saja. Sekarang, sudah US$58.000. Artinya, perkiraan peningkatan kekayaannya mencapai sekitar 400.000 persen," tutur Oscar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya