Pasar Modal 2021 Diyakini Lanjutkan Optimisme 2020
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA – Laporan dari 'Gathering Pemimpin Redaksi Media Massa 2021' mencatat bahwa pasar modal Indonesia telah menutup tahun 2020 dengan optimisme, dengan lebih dari 51 listing baru dan 1,4 juta investor baru.
Optimisme ini dipicu oleh pemulihan ekonomi yang diharapkan, hasil pemilu Amerika Serikat, dan pemberitaan mengenai vaksin COVID-19.
"Hal ini dinilai akan berlanjut pada tahun 2021, dengan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) tertinggi dalam sejarah di BEI dari tahun ke tahun yakni Rp20 triliun," sebagaimana ditulis dalam laporan tersebut, dikutip Jumat 12 Februari 2021.
Indeks global (mata uang lokal) juga menjadi perhatian, menyusul rebound pada tahun 2020 setelah sempat merosot sekitar minus 37 persen pada bulan Maret 2020. Menyusul momentum rally yang kuat sejak Q4 2020, IHSG sempat terkoreksi singkat karena aksi profit taking di akhir Januari 2021 dan dengan cepat mengalami rebound.
Kemudian masalah ekonomi utama pada 2021 di ranah domestik, mencatat sejumlah hal seperti Program Pemulihan Ekonomi yang terfokus pada daya beli dan dukungan konsumsi, serta pengelolaan fiskal yang sehat
Kemudian pada agenda penanganan COVID-19, fokus perhatian berada pada aspek pemulihan kesehatan masyarakat dan vaksinasi massal COVID-19. Lalu untuk penciptaan lapangan kerja melalui Omnibus Law, diharapkan akan terjadi reformasi ekonomi secara struktural, berjalannya sovereign wealth find (SWF), dan insentif investasi.
Dalam hal perbaikan perilaku pasar, perlindungan investor dan penguatan pengawasan pasar juga menjadi perhatian utama di tahun 2021 ini.
Selanjutnya secara global, pemulihan ekonomi global akan menyoroti produksi global dan pemulihan perdagangan, penurunan pengangguran, serta ekonomi new normal dan lain sebagainya. Terkait dengan situasi global COVID-19, fokus perhatian ada pada pembatasan global akibat lonjakan kasus COVID-19, vaksinasi global, dan jenis baru dari varian COVID-19.
Agenda kebijakan Amerika Serikat di tangan Joe Biden juga harus menjadi perhatian, terutama pada rencana stimulus fiskal yang lebih besar, kebijakan perdagangan internasional, dan reformasi kebijakan perpajakan.
Kemudian dalam hal ketegangan geopolitik global, ketegangan antara China dan AS serta konflik timur tengah juga masih menjadi perhatian publik internasional di tahun 2021 ini.