OJK Wacanakan Insentif Keuangan Sektor Kesehatan hingga Otomotif 2021

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso.
Sumber :
  • Repro video Kemenkeu.

VIVA – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, menegaskan bahwa pihaknya telah berkomitmen untuk terus memberikan insentif kepada sektor kesehatan hingga 2022.

Tanpa Produk Sachet! Ini Cara Mudah Membuat Minuman Kolagen Anti Kerut

Hal itu diutarakan Wimboh dalam sesi webinar dengan tajuk 'Akselerasi Pemulihan Ekonomi', yang digelar secara virtual pada hari ini, Selasa 26 Januari 2021.

Wimboh memastikan, pihaknya akan terus mendukung sektor jasa keuangan untuk menopang kinerja sektor kesehatan. Agar memiliki ruang yang lebih untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Cek Sekarang! Iuran BPJS Kesehatan Kelas 1, 2, dan 3 Siap Alami Perubahan

"Karena di tahun 2021 dan mungkin di tahun 2022 nanti masyarakat masih membutuhkan layanan kesehatan yang luar biasa (akibat pandemi COVID-19). Maka kami juga siap memberikan ruang khususnya bagi sektor kesehatan," kata Wimboh dalam telekonferensi, Selasa 26 Januari 2021.

Baca jugaMendag Lutfi Sepakat Industri Otomotif Dapat Insentif

Terpopuler: Sinyal Insentif Mobil Hybrid, PPN 12 Persen Tekan Daya Beli

Selain sektor kesehatan, Wimboh memastikan bahwa OJK juga akan meneruskan sejumlah insentif dari sisi keuangan, kepada sejumlah sektor lain yang juga membutuhkan stimulus di masa sulit akibat pandemi COVID-19 ini.

Dia mengaku, OJK bahkan telah memetakan sektor-sektor apa saja yang dinilai masih membutuhkan bantuan dan sokongan insentif. Khususnya guna menggenjot konsumsi sekunder, yang dinilai bisa ikut membantu pemulihan ekonomi nasional.

Wimboh bahkan memastikan bahwa OJK akan ikut mendorong berbagai permintaan yang ada di ranah konsumsi sekunder tersebut agar bisa terus berjalan secara ekonomis.

"Ini insentif yang luar biasa untuk mempercepat pertumbuhan, terutama pada angka-angka yang ada kaitannya dengan penjualan motor yang sampai saat ini belum pulih. Nah, yang semacam ini yang juga akan kami dorong," ujar Wimboh.

Dia mengakui bahwa langkah semacam itu harus dilakukan, sebab berbagai sektor konsumsi sekunder dengan daya dorong ekonomi yang potensial setidaknya juga harus dibantu. Hal itu bahkan ikut mencakup penjualan mobil atau real estate, yang hingga saat ini belum bisa pulih dari dampak pandemi COVID-19.

"Sehingga hal ini juga membutuhkan dorongan, dari insentif apa yang akan kita berikan dan siap kita lakukan di tahun 2021 ini," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya