Singapura dan China Dominasi Investasi Asing di Indonesia 2020

Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA – Realisasi investasi asing yang masuk ke Indonesia pada 2020 mencapai Rp412,8 triliun atau US$28,66 miliar, meskipun dunia dilanda oleh pandemi COVID-19. Pada periode itu, investasi asing yang masuk ke Indonesia mayoritas berasal dari Singapura dan China.

SK Kepengurusan Bahlil di Golkar Sudah Final, Idrus Marham Minta Kader Bersatu Lagi

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengatakan, realisasi investasi pada tahun itu yang berasal dari Singapura mencapai US$9,8 miliar, sedangkan dari China US$4,8 miliar.

Selain kedua negara tersebut, investasi asing lainnya masuk dari Hong Kong US$3,5 miliar, Jepang US$2,6 miliar, dan Korea Selatan US$1,8 miliar. Bahlil menilai, proporsi investasi ini akan berubah pada 2021 dengan komitmen besar investasi dari Korea Selatan.

China: Veto AS atas Rancangan Resolusi DK PBB untuk Gaza Tunjukkan Standar Ganda

"Mungkin 2021, analisa saya dengan komitmen mereka yang mereka bangun ini ngeri-ngeri sedap ‘pertempuran’ antara Jepang dan Korea Selatan," kata Bahlil, Senin, 25 Januari 2021.

Baca juga: Tolak Digusur, Tommy Soeharto Gugat Pemerintah Rp56,6 Miliar

Retno Marsudi Diangkat Jadi Direktur Perusahaan Singapura Gurin Energy

Realisasi investasi yang berasal dari Belanda pada 2020 berada pada urutan keenam dengan nilai US$1,42 miliar, kemudian Taiwan US$1,04 miliar, dan Amerika Serikat sebesar US$749,7 juta, Malaysia US$454,3 juta serta Australia US$348,6 juta.

"Belanda itu masuk nomor enam, Taiwan tujuh, AS nomor delapan, Malaysia sembilan dan 10 Australia. Ini Belanda menarik karena mereka jadi hub Eropa ke depan," ungkap Bahlil.

Adapun realisasi investasi yang berasal dari AS ke depannya diperkirakan Bahlil tidak akan berubah banyak dari kondisi saat ini. Meskipun, pemerintahan saat ini dipegang oleh Joe Biden dari Partai Demokrat dari sebelumnya Donald Trump dari Partai Republik.

"Dalam sejarah PMA kita dari AS lima tahun terakhir, Republik atau Demokrat yang menang tidak terlalu berdampak signifikan ke Indonesia, jadi landai-landai saja," tutur Bahlil.

Namun demikian, Bahlil meyakini dengan pola kebijakan Biden yang selama ini disampaikan berbeda dengan yang dilakukan Trump sepanjang 2020, akan memperbaiki aktivitas investasi secara global karena baiknya aktivitas ekonomi antarnegara.

"Tidak ada yang buat kita khawatir, namun dengan adanya Joe Biden ini bisa memberikan kondisi lebih baik, tapi kita tidak tahu arah kebijakannya ke depan seperti apa," ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya