Australia Jadi Biang Kerok Harga Daging Sapi Dalam Negeri Melonjak

Lapak pedagang daging sapi di Pasar Senen, Jakarta, kosong.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Willibrodus.

VIVA – Kementerian Perdagangan mengungkapkan penyebab utama meroketnya harga daging beberapa hari terakhir. Kenaikan itu menyebabkan para pedagang di sejumlah pasar mogok jualan sehingga terjadi kelangkaan daging di tingkat konsumen.

Bursa Asia Fluktuatif pada Pembukaan Pasar, Investor Tunggu Keputusan Suku Bunga dari Dua Negara Ini

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Didi Sumedi menjelaskan, kondisi itu disebabkan naiknya harga daging sapi bakalan impor dari Australia. Mereka melakukan pembatasan ekspor karena sedang dalam upaya regenerasi populasi.

"Karena mereka dalam program regenerasi populasi. Mereka sebetulnya tidak berhenti tapi dia menahan ekspor sehingga gejala supply demand berubah," tutur Didi di Bekasi, Jawa Barat, dikutip, Jumat, 22 Januari 2021.

Mendag Budi Batah Sritex Pailit Gegara Permendag 8/2024

Baca juga: Ajukan KPR BTN Tahun Ini, Ada Subsidi FLPP Rp8,73 Triliun

Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Suhanto menambahkan, selama satu semester terakhir harga sapi bakalan itu mengalami kenaikan dari Juni 2020 di kisaran US$2,8 per kg berat hidup dan kini Januari 2021 menjadi US$3,78 per kg berat hidup.

Periksa Tom Lembong soal Korupsi Impor Gula, Ini yang Digali Kejagung

Kondisi ini menyebabkan kenaikan harga karkas di tingkat Rumah Pemotongan Hewan (RPH) sekitar 11,6—12,6 persen pada Januari 2021. Oleh sebab itu, pedagangan pasar harus menjual di tingkat konsumen dari rata-rata Rp110 ribu per kg menjadi Rp140 ribu per kg.

"Karena mereka (pedagang daging pasar) merasa tebus daging dari distributor mengalami kenaikan terus, memang saat ini ada kenaikan harga dari impor yang dari Australia," tutur Suhanto pada kesempatan yang sama.

Dalam jangka pendek ini, Suhanto menyatakan, pemerintah akan berusaha mempertemukan antara para penyetok ataupun distributor daging beku dengan para pedagang pasar. Supaya stok daging beku saat ini bisa dimanfaatkan terlebih dahulu.

"Mereka meminta untuk pemerintah turunkan harga. Lalu dalam jangka pendek kami dari Kemendag koordinasi dengan para pedagang, kami coba pertemukan dengan sumber daging yang masih bisa didapat masyarakat," tutur dia.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga telah mengambil langkah antisipasi terkait aksi mogok jualan sejumlah pedagang daging sapi di Jabodetabek. Melalui Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, Pemprov DKI menyiapkan daging sapi beku di lima titik dengan harga yang cukup terjangkau. 

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta, Suharini Eliawati, mengatakan lima lokasi yang menyediakan daging sapi beku itu tersebar di berbagai tempat di Ibu Kota. Titik tersebut di antaranya Toko Tani Indonesia Center (TTIC) Pasar Minggu, TTIC Rawa Sari, TTIC Klender, TTIC Pangkalan Jati, dan TTIC Kalideres. 

"Masyarakat Jakarta yang memerlukan daging sapi dapat membelinya di lima TTIC. Harga jual daging sapi di TTIC berkisar Rp70-90 ribu per kilogram sesuai spesifikasi daging," kata Suharini dalam keterangannya Kamis, 21 Januari 2021. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya