Geger Beras Vietnam Tiba-tiba Muncul di Pasaran, Ini Kata PT Sarinah
- VIVAnews/Tri Saputro
VIVA – Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi), mencurigai maraknya beras Vietnam yang beredar di pasaran hingga mencapai 300 ton sejak pertengahan Januari 2021 lalu.
Wakil Ketua Umum Perpadi, Billy Haryanto, bahkan sempat meminta kepada importir beras, dalam hal ini PT Sarinah (Persero) dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero), memberikan penjelasan soal masuknya beras putih Vietnam tersebut ke Tanah Air.
Direktur Utama PT Sarinah (Persero), Fetty Kwartati, mengakui PT Sarinah melakukan impor beras jasmine dari Vietnam pada periode Menteri Perdagangan Agus Supramanto. Menurutnya, beras tersebut didistribusikan melalui distributor yang sudah bermitra dengan PT Sarinah.
"Memang PT Sarinah melakukan impor beras sejak 2016. Namun, pendistribusiannya dilakukan oleh mitra distributor kami," kata Fetty dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 20 Januari 2021.
Fetty menjelaskan, sebagai distributor Sarinah, para mitra itu tentunya juga memiliki jalur dan outlet masing-masing yang mereka gunakan untuk mendistribusikan beras tersebut.
Namun, dia juga mengklarifikasi bahwa temuan beras impor yang disebut-sebut bukan jenis beras jasmine melainkan beras putih biasa, telah dikonfirmasi pihaknya dengan memanggil para mitra distributornya tersebut.
"Bahwa beras yang diimpor itu benar-benar beras jasmine, dan ini sudah melalui proses analisa serta sertifikasi oleh badan yang berwenang (Sucofindo) sehingga memang itu dinyatakan beras impor jasmine," ujar Fetty.
Menurutnya, apabila di lapangan terdapat temuan soal harga beras jasmine lebih murah atau mirip dengan harga beras lokal, hal itu sebenarnya berkaitan dengan aspek penawaran dan permintaan (supply and demand) khususnya di tengah pandemi COVID-19 seperti saat ini.
Yang pasti, lanjut Fetty, beras yang marak ditemukan di pasar ini sudah diuji oleh instansi berwenang (Sucofindo), yang menyatakan bahwa beras tersebut adalah benar beras jasmine.
"Singkatnya, impor kami ini sudah sesuai aspek ketentuan, dan ini merupakan prosedur standar perdagangan dunia. Setelah itu, memang kewenangan distributor untuk mendistribusikannya lewat pasar mana," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, pedagang beras Cipinang melakukan protes dan mengeluhkan membanjirnya beras impor putih asal Vietnam di pasar Tanah Air. Masuknya beras Vietnam tersebut dinilai akan mematikan beras nasional, karena harga yang dibanderol sebesar Rp9 ribu per kilogram hampir sama dengan harga beras lokal di pasar Cipinang.
Terlebih, para pedagang juga mengaku heran dengan masuknya beras impor asal Vietnam tersebut, karena data BPS menyebut bahwa pada tahun ini stok beras nasional cukup aman dengan adanya surplus 2,3 juta ton pada 2020 lalu.
Baca juga: Erick Thohir Angkat Wakapolri Jadi Wakil Komisaris Utama Pindad