Surplus Neraca Perdagangan RI 2020 Tertinggi dalam 9 Tahun Terakhir
- VIVAnews/Arrijal Rachman
VIVA – Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa surplus Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) pada 2020 sebesar US$21,74 miliar merupakan yang tertinggi sejak 9 tahun terakhir. Sebab, pada 2011, NPI tercatat sebesar US$26,06 miliar.
Kepala BPS, Suhariyanto, mengatakan, surplus tinggi yang terjadi pada tahun lalu itu disebabkan naik pesatnya kinerja ekspor Indonesia. Bahkan, ekspor juga menorehkan catatan sejarah baru, karena mampu tumbuh tinggi lagi setelah 7 tahun lalu.
"NPI ini tertinggi sejak 2011. Jadi pada 2011, surplus perdagangan kita waktu itu US$26,06 miliar," kata Suhariyanto saat konferensi pers, Jumat, 15 Januari 2021.
Pada Desember 2020, ekspor Indonesia sebesar US$16,54 miliar, sedangkan catatan pada 2013 US$16,97 miliar. Kondisi itu ditopang oleh ekspor sektor nonmigas yang tumbuh 16,73 persen dibanding Desember 2019, sedangkan migas minus 10,10 persen.
"Kalau kita lacak ke belakang lagi, nilai ekspor bulanan pada Desember 2020 tertinggi sejak Desember tahun 2013 yang waktu itu ekspor US$16,97 miliar," tuturnya.
Baca juga: Percepat Pencarian Korban dan CVR Sriwijaya Air, 310 Penyelam Diterjunkan
Menurut sektornya, ekspor Indonesia pada bulan itu mengalami peningkatan pesat di industri pengolahan. Nilai ekspor industri pengolahan pada bulan itu mencapai US$12,92 miliar atau mampu tumbuh sebesar 19,14 persen dibanding tahun lalu.
Adapun sektor pertanian mampu ekspor US$430 juta dengan pertumbuhan mencapai 16,61 persen secara tahunan. Selanjutnya, pertambangan dan lainnya senilai US$2,17 miliar dengan pertumbuhan sebesar 4,26 persen year on year (yoy).
Hanya sektor minyak dan gas atau migas yang mengalami penurunan ekspor. Pada Desember 2020, ekspor migas Indonesia senilai US$1,02 miliar atau minus 10,10 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu.
"Komoditas menurun cukup besar antara lain buah-buahan tahunan, udang hasil tangkap, cengkeh dan biji kakao. Itu sebabkan ekspor pertanian Desember turun," tutur dia.
Berdasarkan golongan barang utama, peningkatan nilai ekspor tertinggi terjadi untuk bahan bakar mineral sebesar 14,46 persen. Selanjutnya, berdasarkan volumenya, peningkatan tertinggi untuk barang kendaraan dan bagiannya sebesar 32,97 persen.
Pada bulan akhir 2020 tersebut peningkatan ekspor terbesar Indonesia terjadi ke Amerika Serikat sebesar US$265,9 juta, India US$254,6 juta, dan Belanda US$100,2 juta. Sementara itu, yang turun drastis ke Jerman, minus US$32,4 juta dan Australia US$31,1 juta.
"Yang beri sumbangan terbesar peningkatan ekspor ke AS adalah pakaian dan aksesorinya, baik rajutan dan bukan. Satu lagi lemak dan minyak hewan nabati," ungkap Suhariyanto.