Kinerja Pengembang Ini Moncer, Riset: Sektor Properti Membaik

St Moritz Lippo Karawaci
Sumber :
  • www.skyscrapercity.com

VIVA – Hasil riset terbaru mengungkapkan, pasar properti Indonesia kembali bergeliat dan menunjukkan pemulihan di tengah pandemi COVID-19 saat ini. Setelah kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai dilonggarkan kinerja sejumlah pengembang properti pun menunjukan hasil yang positif.

Penjualan Properti Merosot, 4 Faktor Ini Jadi Biang Keroknya

Hal itu terungkap dalam hasil riset terbaru CLSA and CL Securities Taiwan, Co.Ltds bartajuk Indonesia Property Sector Outlook yang dipublikasikan Oktober 2020. Dijabarkan bahwa sejak Juli, sejumlah pengembang mulai aktif untuk meluncurkan proyek properti baru seiring dengan membaiknya permintaan dari konsumen properti.

Baca juga: Pengecoran Proyek LRT Jabodebek Tahap I Rampung

BI Catat Harga Properti Naik, Penjualan Merosot 7,14 Persen

“Permintaan properti di Indonesia telah menunjukkan pemulihan yang signifikan pascaPSBB,” tulis riset tersebut, dikutip Rabu 11 November 2020.

Riset tersebut menunjukkan bahwa pemulihan sektor properti kuat terjadi di segmen rumah tapak dan ruko komersial. Di mana permintaan paling besar tercatat berada di Jakarta, sebagai daerah yang menyumbang penjualan terbesar pada kuartal III-2020. 

Minimalkan Limbah, Begini Strategi Operasional Lippo Karawaci

Dalam riset itu pun manjabarkan beberapa penembang yang gencar meluncurkan produk propertinya. Respons masyarakat pun terlihat antusias terhadap produk yang dirilis.

Salah satu pengembang itu adalah Lippo Karawaci (LPKR). Menurut riset CLSA, keberhasilan LPKR tetap menjual produknya menunjukkan bahwa meskipun ekonomi melambat, permintaan dari pembeli rumahan tetap ada.   

“Penjualan rebound pada 3Q20, naik 100 persen QoQ karena sejumlah peluncuran proyek dengan pelonggaran PSBB,” dijelaskan riset itu

LPKR merupakan pengembang yang menjadi pendorong utama pemulihan di sektor properti. Di mana dari dari sisi penjualan LPKR mampu memimpin dengan peningkatan mencapai 33,5 persen secara Year on Year (YoY). Diikuti pengembang lain seperti Alam Sutera (ASRI) hanya naik 18 persen, sementara pengembang Ciputra (CTRA) meski permintaannya cenderung datar. 
  
“Lippo Karawaci mencatatkan prestasi yang mengesankan di kuartal III-2020. Berdasarkan tipe, proyek baru di kuartal III sebagian besar berasal dari rumah tapak (75% dari total), yang menjelaskan pertumbuhan pra-penjualan 116 persen Quartal on Quartal dari produk rumah tapak,” tulis riset tersebut. 

Apalagi, Lippo Karawaci, Summarecon Agung, Bumi Serpong Damai, agresif meluncurkan produk jenis ini di 3Q, dengan harga di bawah Rp1 miliar dan Rp1 miliar-Rp2 miliar. 

Sementara riset itu juga menjabarkan, berdasarkan lokasi, area Jabodetabek tetap menjadi kontributor penjualan terbesar di kuartal III yaitu 70 persen dari total penjualan. Namun, prapenjualan di luar Jakarta dan Jabodetabek tumbuh lebih cepat.

“Kami yakin pengembang akan terus agresif dalam peluncuran di kuartal III,” tulis riset itu.  

Pada sembilan bulan pertama 2020, LPKR merupakan pengembang yang memiliki kinerja terbaik dengan kenaikan mencapai 100 persen dibandingkan periode sama satu tahun sebelumnya.  

“Tiga perusahaan melaporkan pertumbuhan positif di 9M20, dipimpin  LPKR (+ 100 persen YoY), APLN (+ 75 persen YoY) dan ASRI (+ 6 persen YoY),” tulis riset.   

Riset CSLA menyebut bahwa proyek baru di kuartal III sebagian besar berasal dari rumah tapak atau 75 persen dari total pra-penjualan. 

“Peluncuran yang berhasil di seluruh pengembang juga membuktikan bahwa meskipun terjadi perlambatan ekonomi yang disebabkan oleh COVID-19, permintaan untuk pembeli pengguna akhir masih tetap ada, sebagian berkat perubahan strategi pengembang,” tambah riset itu. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya