Ekonomi RI Membaik Meski Resesi, Sri Mulyani: Upaya Pemerintah

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengikuti rapat kerja bersama Badan Anggaran DPR
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan membaiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal III 2020 menjadi bukti bahwa upaya Pemerintah selama ini membuahkan hasil.

Ekonom Ungkap Kaitan Danantara dan Target Pertumbuhaan Ekonomi 8% Prabowo

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal III 2020 minus 3,49 persen. Membaik dari kontraksi pada Kuartal II 2020 yang mencapai minus 5,32 persen.

Baca juga: Pabrik Sepatu Merek Ternama di Cikupa Tutup, 1.800 Pekerja Kena PHK

Dari Sungai hingga Laut, Dampak Polusi Plastik pada Ekosistem Perairan

"Sebagai suatu upaya counter cyclical dengan instrumen APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) telah memberikan hasil signifikan dari sisi pertumbuhan belanja pemerintah kuartal III," katanya, Kamis, 5 November 2020.

Sri menegaskan, membaiknya kondisi itu tidak terlepas dari melejitnya belanja Pemerintah dari yang kuartal II minus 6,9 persen menjadi 9,8 persen. Artinya, dia menilai belanja pemerintah melejit hingga 17 persen.

Pengamat Ingatkan Pemerintah Harus Antisipasi Penyebaran Paham Khilafah saat Pilkada

"Upaya Pemerintah seluruhnya. Perhatian Bapak Presiden, seluruh menko dan kabinet dalam mendorong belanja negara dan pelaksanaan program PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional)," tegas dia.

Selain belanja Pemerintah yang satu-satunya tumbuh positif, menurutnya konsumsi rumah tangga juga telah membaik dari minus 5,52 persen menjadi minus 4,04 persen. Investasi dari minus 8,61 persen menjadi minus 6,48 persen.

"Pemeirntah juga berkontribusi dalam komponen rumah tangga melalui belanja Bansos dan subsidi sehingga kontraksi dari sisi konsumsi bisa semakin di minimalkan," tutur Sri.

Di samping itu, Sri menegaskan, catatan pertumbuhan Kuartal III 2020 juga mengkonfirmasi bahwa kondisi terburuk perekonomian Indonesia dari dampak Pandemi COVID-19 telah berhasil dilalui, yakni pada kuartal II.

"Dilihat dari berbagai hal ini kita makin mengkonfirmasi bahwa posisi terburuk akibat COVID memang sudah kita lewati. Aktivitas manufaktur yang bergerak pascarelaksasi PSBB di berbagai wilayah," ungkap dia.

Tapi, realisasi pertumbuhan ekonomi Kuartal III 2020 yang diumumkan BPS hari ini itu jauh berbeda dari proyeksi yang dilakukan Sri. Sri memperkirakan ekonomi periode itu dikisaran minus 2,9 sampai minus 1 persen. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya