Kepala BKPM: Realisasi Investasi Mulai Pulih, Tumbuh 1,6 Persen

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.
Sumber :
  • VIVAnews/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan realisasi investasi pada kuartal III-2020 sebesar Rp209 triliun. Realisasi itu tumbuh dari catatan kuartal sebelumnya dan target pada periode tersebut.

Komisi XI DPR Desak Apple Tanggung Jawab Ketimpangan Pendapatan dan Investasi di Indonesia

Baca Juga: Harga Emas Hari Ini 23 Oktober 2020: Global dan Antam Turun Lagi

Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia mengatakan, jika dibandingkan kuartal II-2020, realisasi pada periode itu tumbuh 8,9 persen. Sementara itu, jika dibandingkan kuartal III-2019 tumbuh hingga 1,6 persen.

BRI Hadirkan Kemudahan Investasi Sukuk Tabungan ST013 Melalui BRImo

"Bahwa masa kritis realisasi investasi 2020 sudah terlewatkan. Kritis kita di kuartal di mana realisasinya hanya Rp190 triliun, pada kuartal III realisasinya Rp209 triliun," kata Bahlil secara virtual, Jumat, 23 Oktober 2020.

Dari total realisasi investasi tersebut, dikatakan Bahlil, mampu menciptakan penyerapan tenaga kerja mencapai 295.387 orang. Sementara itu, total proyek investasi yang tercipta mencapai 47.726 proyek.

Teknologi Asal Denmark Kini Dorong Produksi Lokal dengan Meningkatkan Pabrik di Jakarta 

"Jadi ini kita push betul bagaimana caranya realisasi investasi mempergunakan banyak tenaga kerja sekalipun merak punya peralatan ada kita katakan ke teman investor di era pandemi ini kita butuh lapangan kerja," tutur Bahlil.

Jika dirinci berdasarkan sumber investasinya, dia mengatakan, yang berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebanyak Rp102,9 triliun atau 49,2 persen dari total realisasi investasi.

Sementara itu, yang berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp106,1 triliun atau sebanyak 50,8 persen dari total investasi. Keduanya mengalami pertumbuhan baik secara kuartal maupun tahunan.

Untuk PMDN tumbuh 9,1 persen secara kuartal dan naik 2,1 persen secara tahunan. Adapun PMA naik cukup pesat hingga 8,7 persen secara kuartalan dan naik 1,1 persen secara tahunan.

"Penyebarannya investasinya ini di luar jawa Rp110,4 triliun atau 52 persen. Di Jawa Rp98,6 triliun atau 47,2 persen, jadi investor tidak hanya fokus investasi di pulau jawa tapi di luar jawa," ujarnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya