Airlangga: Optimisme Masyarakat Mulai Pulih untuk Menggerakkan Ekonomi

Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto
Sumber :
  • Dok. Kemenperin

VIVA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengklaim, optimisme dan kepercayaan masyarakat yang sebelumnya tergerus akibat berbagai dampak dari pandemi COVID-19, saat ini secara perlahan sudah mulai berangsur pulih.

Minister: No Talks Yet on Postponing 12 Percent VAT Implementation

Hal itu diutarakan Airlangga dalam acara Opening Ceremony Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2020, yang digagas Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bursa Efek Indonesia (BEI), Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dan Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) pada 19-24 Oktober 2020.

"Jika sebelumnya pandemi COVID-19 menyebabkan tekanan pada aspek kesehatan dan ekonomi, saat ini optimisme dan kepercayaan masyarakat sudah mulai pulih untuk kembali bersama-sama menggerakkan aktivitas ekonomi Indonesia," kata Airlangga, Senin, 19 Oktober 2020.

Indonesia dan Malaysia Lanjutkan Kerja Sama Gugus Tugas Hadapi Aturan Deforestasi Uni Eropa

Baca: Survei Satgas COVID-19: Masyarakat Tahu Protokol Kesehatan, Tapi...?

Karenanya, Airlangga menegaskan bahwa optimisme dan kepercayaan publik ini harus terus dijaga dan semakin dioptimalkan lagi ke depannya, demi pemulihan kondisi ekonomi yang lebih baik.

Airlangga: Biodiesel B40 Diterapkan Mulai 1 Januari 2025

Terlebih, hal itu harus dilakukan agar optimisme serta kepercayaan para pelaku pasar dan investor di pasar modal juga bisa kembali dibangun, demi memberikan kontribusi tambahan bagi perekonomian nasional.

"Optimisme dan kepercayaan yang mulai pulih inilah yang perlu kita jaga dan kita terus ditingkatkan, terutama di pasar modal. Karena capital inflow di pasar modal memiliki kontribusi besar pada sektor eksternal," ujar Airlangga.

Dia memastikan, kembali pulihnya optimisme dan kepercayaan publik dari masyarakat ini adalah akibat telah dibukanya kembali sejumlah aktivitas ekonomi, baik di dalam maupun di luar negeri.

Sebab, diketahui sebelumnya bahwa sejumlah negara sempat menerapkan kebijakan lockdown guna mencegah dan menekan tingkat penularan COVID-19 di negaranya masing-masing.

"Dimana kita ketahui bersama bahwa respons penanganan COVID-19 melalui lockdown itu, telah memicu resesi ekonomi dunia dan menyebabkan gangguan pada aspek kesehatan, pekerjaan, dan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.

Demi memutus mata rantai penyebaran virus Corona, anjuran melakukan 3M, yaitu mencuci tangan, menggunakan masker dan menjaga jarak sangat penting.

#pakaimasker
#jagajarakhindarikerumunan
#cucitanganpakaisabun
#ingatpesanibu
#satgascovid19

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya