100 Ribu Pekerja Kena PHK, Luhut Minta Bali Jangan Cuma Andalkan Turis
- vstory
VIVA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan, ada banyak pekerja formal di Bali yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat pandemi virus Corona atau COVID-19.
Luhut menyebutkan, jumlahnya mencapai 100 ribu orang yang terdiri atas pemandu wisata, buruh hingga nelayan. Kondisi tersebut, katanya, tidak terlepas dari pertumbuhan ekonomi Bali yang terus turun sejak kuartal I-2020.
Bahkan pada periode itu, ekonomi Bali tumbuh minus 1,14 persen, jauh lebih rendah dari pertumbuhan kuartal IV 2020 sebesar 5,51 persen. Sementara itu, pada kuartal II turun lebih dalam mencapai minus 10,98 persen secara tahunan.
Baca juga: Bank Permata Mulai Fase Integrasi dengan Bangkok Bank
"Ini masalah besar yang harus kita hadapi dan lebih dari 100 ribu pekerja formal mengalami PHK, baik itu pemandu wisata, nelayan, buruh dan sebagainya," kata Luhut secara virtual, Rabu, 7 Oktober 2020.
Karena itu, Luhut meminta supaya pemerintah Bali ke depannya tidak lagi menggantungkan perekonomiannya dari sektor pariwisata saja. Perlu adanya diversifikasi penopang ekonomi agar memiliki daya tahan dari berbagai tekanan.
"Kesepakatan kita juga bahwa Bali jangan andalkan turis saja. Tapi juga peternakan ikan, menyangkut masalah diving dan seterusnya. Sehingga Bali punya diversifikasi turis, tidak hanya Bali-nya saja," tutur Luhut.
Badan Pusat Statistik mencatat bahwa dari sisi produksi, struktur ekonomi Bali didominasi oleh akomodasi, makanan, dan minuman. Dengan kontribusi mencapai 17,27 persen dari total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). (art)