Akibat Resesi, Kemenkeu Prediksi Kemiskinan dan Pengangguran Melonjak

Kemiskinan meningkat di tengah pandemi
Sumber :
  • vstory

VIVA – Pandemi COVID-19 dipastikan menyebabkan resesi terhadap perekonomian Indonesia. Jumlah masyarakat miskin di Indonesia pun diprediksi akan melonjak drastis, begitu juga dengan jumlah pengangguran.

Debat Pilkada Medan, Hidayatullah Singgung 187 Ribu Orang yang Masih Miskin

Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan Sumiyati mengungkapkan, proyeksi yang telah dilakukan kementeriannya menunjukkan kemiskinan akan naik 3,02 juta-5,71 juta orang dan pengangguran 4 juta-5,23 juta orang.

"Pengangguran dan angka kemiskinan diperkirakan naik cukup signifikan," kata dia dalam webinar, Selasa, 29 September 2020.

Cara Jangka Pendek dan Panjang Airin-Ade Tangani Kemiskinan di Banten

Baca juga: Demo Bebaskan Jerinx Dibubarkan Polisi, Langgar Protokol COVID-19

Kondisi itu, ditegaskannya seiring dengan anjloknya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sebelum adanya Pandemi COVID-19, ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh 5,3 persen. Namun saat ini diperkirakan minus 1,7-0,6 persen.

Dua Cawagub Ungkap Strategi Atasi Kemiskinan Ekstrem di Banten

"Sebelum COVID diproyeksikan 5,3 persen positif namun ternyata kontraksi tajam dan diperkirakan pertumbuhannya negatif," tuturnya.

Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan memastikan ekonomi Indonesia resesi pada tahun ini. Dampak pandemi COVID-19 telah membuat pertumbuhan ekonomi lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan tahunan sebelumnya.

Kepala BKF Kemenkeu, Febrio Kacaribu, mengatakan, definisi resesi memang bisa menjadi perdebatan. Tapi, dia menekankan, kondisi resesi bukan hanya diartikan karena ekonomi Indonesia dalam dua kuartal berturut-turut minus.

Lebih jauh dari itu, dia mengungkapkan bahwa resesi pada dasarnya bisa diprediksi dan tidak tiba-tiba terjadi begitu saja. Ciri utamanya adalah ketika ekonomi lebih rendah ketimbang pertumbuhan rata-rata tahunan, misalnya untuk Indonesia di bawah lima persen.

Febrio menegaskan, ekonomi Indonesia sudah turun bukan hanya mulai kuartal II-2020 yang minus 5,32 persen dan kuartal III-2020 yang kemungkinan minusnya di kisaran 2,9 persen hingga 1 satu persen. Melainkan mulai dari kuartal I-2020 sebesar 2,97 persen. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya