Bank Dunia Ingatkan RI Soal Kesenjangan Pemulihan Ekonomi COVID-19
- U-Report
VIVA – Bank Dunia memperkirakan pemulihan ekonomi di Indonesia dari dampak pandemi Virus Corona atau COVID-19 tidak akan merata di tengah-tengah masyarakat. Akan terjadi kesenjangan usai ekonomi terus tertekan akibat keberadaan wabah.
Perusahaan-perusahaan besar diperkirakan mampu pulih lebih cepat daripada usaha berskala kecil dan menengah (UKM). Sebab, UKM dianggap lebih rentan terhadap krisis dan kurang begitu mampu untuk beradaptasi dengan menggunakan platform digital.
"Pemulihan ekonomi kemungkinan tidak akan merata. Sektor-sektor informal, services, merupakan yang paling terdampak," kata Kepala Ekonom Bank Dunia untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik, Aaditya Mattoo, secara virtual, Selasa 29 September 2020.
Tidak meratanya pemulihan ekonomi nantinya, diperkirakan Aaditya juga dipengaruhi oleh keterbatasan anggaran pemerintah untuk memberikan bantuan sosial kepada masyarakatnya secara merata untuk bertahan dari dampak pandemi.
Baca juga: Bank Dunia Kasih Usul ke RI agar Pulih dari Resesi, Begini Isinya
Bantuan pemerintah sejauh ini, lanjut Aaditya baru menjangkau kurang dari seperempat jumlah rumah tangga yang pendapatannya terpuruk. Dan, hanya 10-20 persen perusahaan melaporkan telah menerima bantuan sejak mulai adanya pandemi.
Apalagi, dia melanjutkan, dengan semakin banyaknya golongan masyarakat miskin baru yang sebelumnya tidak tersentuh bantuan dari pemerintah, juga akan memperburuk kesenjangan pemulihan ekonomi ke depannya.
"Masyarakat miskin baru, kelas menengah ke bawah juga terdampak sangat parah. Akan tetapi mereka selama ini bukan bagian dari masyarakat yang mendapat bantuan langsung dari pemerintah," ungkap dia. (ren)