BI Ungkap Masyarakat Lebih Cenderung Menabung, Ciri-ciri Resesi?

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – Bank Indonesia mengungkapkan kecenderungan masyarakat menyimpan uang atau menabung semakin tinggi saat ini sebagai dampak pandemi COVID-19. Sementara itu, dari sisi konsumsi semakin rendah.

Jokowi Ungkap Tantangan yang Dihadapi Indonesia di Tengah Ancaman Global

Kondisi itu digambarkan banyak ekonom sebagai salah satu ciri-ciri resesi. Sebab, konsumsi masyarakat berkontribusi hingga 57,85 persen dari perekonomian atau Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengatakan itu tergambar dari tingginya Dana Pihak Ketiga (DPK) di perbankan yang masih tumbuh 11,64 persen pada Agustus 2020. Sedangkan bulan sebelumnya hanya 8,53 persen.

Menerawang Seberapa Besar The Fed Pangkas Suku Bunga

"Meningkat dalam konteks masyarakat memang pendapatannya sebagian ditabung untuk berjaga-jaga ke depan. Karena kenaikan konsumsi belum kuat," kata Perry saat rapat kerja dengan DPR, Senin 28 September 2020.

Baca juga: Sektor-sektor yang Masih Bertahan Dihantam Resesi Akibat COVID-19

AS Diambang Resesi, Rupiah Perkasa Pagi Ini

Dari sisi konsumsi yang saat ini tertekan, tergambar dari pertumbuhan penyaluran kredit yang hanya 1,04 persen hingga akhir Agustus tahun ini. Besaran itu turun dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya sebesar 1,53 persen.

Indikator kredit dikatakannya memang bisa dipertanyakan apakah memang dari perbankannya yang selektif atau memang tidak adanya permintaan kredit dari masyarakat, khususnya pengusaha.

"Tapi tentu saja faktor yang lebih dominan karena kegiatan ekonomi yang belum tumbuh sehingga permintaan untuk peningkatan kreditnya itu belum kelihatan bahkan plafon yang sudah disediakan perbankan belum semuanya diserap," tutur dia.

Resesi ekonomi dipastikan terjadi di Indonesia setelah pertumbuhan ekonomi nasional berturut-turut melemah dari rata-rata tahunan atau dua kuartal berturut-turut negatif. Tapi, resesi bisa semakin buruk jika masyarakat terus menahan konsumsinya. 

Kepala Ekonom Danareksa, Moekti Prasetiani Soejachmoen, mengatakan resesi itu sangat dipengaruhi oleh keyakinan masyarakat. Jika masyarakat semakin yakin terjadi resesi maka dia akan menahan konsumsinya.

“Dengan masyarakat mengurangi konsumsi sebenarnya itu adalah mereka akan memperparah resesi itu sendiri karena tidak ada kegiatan ekonomi di masyarakat," kata dia secara virtual, Jumat 25 September 2020. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya