Proyeksi Ekonomi Beda dengan Airlangga, Sri Mulyani Dibela Anak Buah
- ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
VIVA – Terdapat perbedaan cukup jauh proyeksi ekonomi Kuartal III-2020 yang diumumkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Sri mengatakan, Kuartal III-2020 ekonomi Indonesia minus 2,9 persen hingga minus 1 persen. Sementara itu, Airlangga mengatakan, minusnya bisa mencapai 3 persen hingga minus 1 persen.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menanggapi perbedaan proyeksi tersebut. Meskipun, keduanya sama-sama di teritori kontraksi atau memastikan resesi.
Baca juga:Â Mau Bantu RI Keluar dari Resesi, Yuk Lakukan Cara Ini
"Mungkin pak Airlangga bisa hitung-hitungan dan enggak tahu kapan hitungannya. Kalau kami paling recent, update dengan kondisi mingguan bulanan dan sebagainya, kami update, ini memang tradisi baru," ujarnya secara virtual, Jumat, 25 September 2020.
Febrio menekankan, saat ini pemerintah berkomitmen penuh untuk terus melakukan pembaruan data ekonomi. Sebab, saat ini Indonesia sedang berada di tengah-tengah ketidakpastian akibat pandemi COVID-19.
"Ini kita hadapi ketidakpastian luar biasa. Jadi kita harus sadar, ini bukan sesuatu yang gampang diprediksi. Angka ini kita hitung ulang dan diharapkan bisa beri sinyal ke masyarakat dan pelaku bisnis. Pelaku bisnis butuh sinyal," tuturnya.
Meski begitu, Febrio menekankan bahwa ekonomi Indonesia pasti resesi secara teknikal pada Kuartal III-2020 atau tepatnya yang jatuh pada September 2020 ini. Sebab, sudah terkontraksi dua kuartal berturut-turut sejak Kuartal II-2020 yang minus 5,32 persen.
"Kuartal III kita ekspektasi ada di sekitar minus 2,9 sampai minus 1 persen berarti memang sudah resesi jadi dari kuartal I, II, III ya sudah pasti ini sudah berkepanjangan perlambatan perekonomian kita," kata Febrio.