UMKM Didorong Masuk Pasar Digital agar Produknya Dibeli BUMN
- ANTARA FOTO
VIVA – Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir melakukan berbagai upaya dan program pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM. Khususnya yang turut terdampak akibat pandemi virus Corona atau COVID-19 saat ini.
Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga,menjelaskan, guna mendukung upaya itu, Kementerian BUMN telah meluncurkan program terbarunya melalui platform Pasar Digital atau PaDi.
"(Program) ini adalah tentang bagaimana agar teman-teman dari BUMN UMKM, bisa ikut pengadaan di BUMN-BUMN yang ada," kata Arya dalam telekonferensi, Kamis 24 September 2020.
Baca juga: Sri Mulyani Update soal Ekonomi, Rizal Ramli: Dia Sudah Jadi Politisi
Di samping itu, Kementerian BUMN ikut mendukung UMKM yang ada, agar aktif di marketplace. Hal itu dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan Lazada, Zalora, Tokopedia, Shopee, dan para marketplace lainnya.
"Supaya mereka juga bisa ikut menghidupkan kembali UMKM," ujarnya.
Melalui platform PaDi atau Pasar Digital ini, Erick Thohir berharap nantinya BUMN dapat melakukan pemesanan produk dengan tender hingga Rp14 miliar kepada UMKM.
Dalam program tersebut, terdapat delapan kelompok kegiatan yang bisa diorder penyediaannya kepada UMKM, baik dalam hal jasa maupun barang. Yakni meliputi material konstruksi, jasa konstruksi dan renovasi, jasa ekspedisi dan pengepakan, serta jasa sewa peralatan mesin.
Selain itu, ada jasa sewa peralatan dan perawatan mesin, jasa periklanan, jasa katering dan snack, serta jasa penyewaan furnitur.
Saat ini, terdapat lebih dari 72 ribu UMKM yang menjadi penyedia jasa dan barang yang tergabung di PaDi, dengan porsi pengadaan yang bisa mencapai angka Rp18,52 triliun.
Hal ini merupakan upaya implementasi kebijakan Erick Thohir, yang sebelumnya telah menetapkan pembatasan pengadaan BUMN dengan kisaran Rp250 juta-Rp14 miliar agar hanya diperuntukkan bagi UMKM. (art)