Ketua Satgas PEN: Terapkan 3M, Pemulihan Ekonomi RI Bisa Lebih Cepat

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Budi Gunadi Sadikin.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Fikri Halim

VIVA – Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Budi Gunadi Sadikin meyakini konsep 3M (Menggunakan Masker, Mencuci Tangan dan Menjaga Jarak) bisa lebih cepat memulihkan ekonomi Indonesia.

Bertarung Pulihkan Pandemi, Jalan Terjal Pemerintah Indonesia Bangkit dari Belenggu COVID-19

Baca Juga: Tambah Anggaran Rp20 Miliar, PUPR Beli Karet Petani Buat Aspal Jalanan

Menurutnya, konsep itu sepenuhnya tanggung jawab seluruh masyarakat Indonesia dalam menghadapi Pandemi COVID-19. Jika 3M dijalani dengan baik dipastikannya ekonomi akan kembali bergerak.

Geledah Rumah Dinas dan Kantor Bupati Situbondo, KPK Temukan Ini soal Korupsi Dana PEN

"Begitu ini perilaku berubah (dengan 3M), rakyat merasa aman, dia akan berani keluar. Dengan protokol mereka akan mulai spending dan memutar roda ekonomi," kata Budi, Kamis, 17 September 2020.

Budi menekankan, yang menciptakan krisis ekonomi saat ini adalah ketakutan masyarakat untuk beraktivitas di luar rumah dan melakukan kontak fisik akibat bahayanya Pandemi COVID-19.

Kemenkes: COVID-19 Tidak Sepenuhnya Hilang, Masih Ada Potensi Muncul Varian Baru

Meskipun perkembangan teknologi telah berkembang pesat, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu meyakini, belum mampu memutar ekonomi seefektif aktivitas ekonomi secara fisik.

"Unfortunately kontak fisik merupakan pilar utama roda perekonomian Indonesia ya sehebat-hebatnya pasar digital dan virtual belum bisa menggantikan aktivitas roda ekonomi di pasar basah," ungkap dia.

Sebelumnya, Budi juga menganggap keberadaan vaksin COVID-19 bukan lagi menjadi kunci utama untuk kembali menggerakkan ekonomi. Sebab, produksi vaksin membutuhkan waktu yang lama.

Dia mengingatkan, rata-rata keberhasilan produksi vaksin membutuhkan waktu tujuh tahun dan paling cepat empat tahun. Namun, meskipun adanya teknologi, keberadaan vaksin saat ini belum tentu cepat.

"Yang saya ingin katakan kita harus memiliki strategi alternatif selagi itu masih ada," ujar Budi, yang juga menjabat sebagai Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kamis, 10 September 2020. (ren)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya