Pulihkan Kesehatan atau Ekonomi, Sri Mulyani Tegaskan Tak Pilih Kasih
- ANTARA FOTO/Wahyu Putro
VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati turut mengkhawatirkan jumlah kematian akibat terinveksi Virus Corona atau COVID-19 di seluruh negara yang terus meningkat saat ini. Bahkan jumlahnya sudah hampir mencapai satu juta jiwa.
Menurutnya, hal itu bukanlah sesuatu yang tidak mungkin, karena saat ini angka infeksi global akibat COVID-19 sudah mencapai 29 juta kasus dan masih terus bertambah.
"Sekarang ini saja kasusnya (positif COVID-19) sudah 29 juta kasus, dan angka kematiannya akan mendekati satu juta jiwa," kata Sri Mulyani dalam telekonferensi, Rabu 16 September 2020.
Baca juga: Hikmah Pandemi Corona, Menko Airlangga: RI Bisa Gantikan Posisi China
Sri Mulyani pun mewanti-wanti agar pemerintah harus selalu bersiap diri dalam menghadapi berbagai perkembangan yang terjadi, terkait intensitas laju pandemi COVID-19 saat ini.
Agar, beragam upaya pun dapat dilakukan pemerintah, apabila nantinya diperlukan sejumlah penyesuaian kebijakan yang seefektif mungkin dalam menghadapi dampak pandemi COVID-19 tersebut.
Pengambilan kebijakan itu diakui Sri Mulyani, harus bisa memberikan hasil yang seefektif mungkin baik dari sisi kesehatan maupun dari sisi kesejahteraan masyarakat secara ekonomi.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu pun menegaskan tak benar ada anggapan bahwa seolah-olah Pemerintah dalam menghadapi COVID-19 mengorbankan aspek ekonomi. Ataupun sebaliknya, Pemerintah memulihkan ekonomi mengorbankan kesehatan.
"Padahal tidak seperti itu. Karena kita tidak bisa mengatakan bahwa aspek kesehatan lebih penting dari ekonomi. Atau aspek ekonomi lebih penting dari kesehatan, karena keduanya sama-sama harus diselamatkan," ujar Sri Mulyani. (ren)