Ahok Buka Aib Pertamina dan BUMN karena Direksi Langsung Lobi Menteri

Ahok.
Sumber :
  • Repro video.

VIVA – Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok kembali mengungkapkan hal yang mengejutkan terkait kinerja Pertamina. Keborokan perusahaan pelat merah itu menurutnya semakin terlihat saat dia menjabat Komisaris Utama. 

Toyota Hadirkan Sedan Crown Hybrid di GJAW 2024

Ahok mengaku, sejak menjabat komisaris, dia melihat adanya tata kelola yang buruk di dalam menajemen internal Pertamina. Intervensi politik sangat kental membuat manajemen sulit menggenjot kinerja.

Tidak hanya terkait kinerja, menurut Ahok, tekanan politis juga sangat kuat dirasakan di jajaran pimpinan Pertamina. Di mana penentuan jabatan-jabatan di tataran direksi maupun komisaris sangat kental dengan lobi-lobi politis dan bagi-bagi jabatan.

Cara Pertamina Dorong UMKM Binaan Regional Naik Kelas ke Nasional

Baca juga: Said Didu Umumkan Stop Merokok Djarum, Netizen Tawarkan Produk Lain

"Kalau ganti direktur saja itu bisa tanpa kasih tahu saya. Saya sempat marah-marah juga. Jadi direksi-direksi semua mainnya lobinya ke menteri karena yang menentukan menteri. Komisaris pun rata-rata titipan kementerian-kementerian," kata Ahok dikutip dari tayangan di akun Youtube POIN, Rabu 16 September 2020.

Dukung Pemulihan, Pertamina Kerahkan Bantuan ke Posko Pengungsian Korban Erupsi Gunung Lewotobi

Praktik tersebut, Ahok menegaskan, juga terjadi di semua BUMN yang ada. Sebab, sistem yang dibangun oleh Kementerian BUMN memberi celah masuknya intervensi politis tersebut. Sehingga efektivitas kerja dan efisiensi sulit terwujud. 

"Kementerian BUMN harus dibubarkan sebelum Pak Jokowi turun. Kita sudah harus ada semacam Indonesia Incorporation, macam Temasek. Persoalannya presiden tidak bisa mengontrol manajemen BUMN," kata Ahok.

Ahok mengaku harus berbuat sesuatu demi melihat ketidakberesan semacam ini, baik di Pertamina maupun di perusahaan-perusahaan pelat merah lainnya. Sebab, dia mengaku merasa terpanggil untuk melakukan perbaikan, misalnya seperti pelaksanaan lelang jabatan terbuka.

"Jadi yang utama itu adalah harus jujur, karena kejujuran dan loyalitas itu tidak ada sekolahnya," kata Ahok.

Karena Ahok menilai bahwa saat ini, yang dibutuhkan oleh para BUMN itu adalah para pekerja yang jujur, untuk dipekerjakan di perusahaan-perusahaan BUMN seperti Pertamina dan lain sebagainya.

"Kalau kamu punya (kejujuran) itu, kamu sampai tua pun tidak mungkin suci. Kita berdoalah supaya di Indonesia itu ladangnya bisa siap untuk benih-benih baik ditaburkan," ujar Ahok. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya