Pulihkan Ekonomi Terdampak Corona Kini Tak Bisa Lagi Andalkan Vaksin

Wamen BUMN Budi Gunadi Sadikin (tengah)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA – Ketua Satuan Tugas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional Budi Gunadi Sadikin mengingatkan, keberadaan vaksin COVID-19 saat ini bukan lagi menjadi kunci utama untuk kembali menggerakkan ekonomi.

BPOM Targetkan WHO Maturity Level 4 untuk Tingkatkan Kualitas Pengawasan Kesehatan Masyarakat

Menurut dia, vaksin memang bisa memulihkan keyakinan masyarakat untuk kembali berani keluar rumah, berinteraksi fisik secara langsung, dan melakukan aktivitas ekonomi. Namun, produksinya belum pasti cepat.

Dia mengingatkan kembali, rata-rata keberhasilan produksi vaksin membutuhkan waktu tujuh tahun dan paling cepat empat tahun. Namun, meskipun adanya teknologi, keberadaan vaksin saat ini belum tentu cepat.

Kini Hadir Cara Mudah Pantau Kesehatan Anak

Baca juga: IHSG Anjlok 5 Persen, Perdagangan Saham di BEI Dihentikan Sementara

"Yang saya ingin katakan kita harus memiliki strategi alternatif selagi itu masih ada," ungkap Budi, yang juga menjabat sebagai wakil menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kamis, 10 September 2020.

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

Dia mencontohkan, vaksin yang dikembangkan Universitas Oxford dan AstraZeneca saat ini harus dihentikan sementara. Karena, adanya permasalahan saat uji coba tahap ke-3.

"Seperti AstraZeneca dan Oxford yang tiba-tiba dia harus menghentikan uji coba vaksin karena ada sesuatu yang terjadi saat percobaan. Maka setidaknya kita harus punya strategi lain selain vaksin," tutur dia.

Salah satu alternatif yang menjadi fokus Budi adalah kemampuan tenaga medis untuk menangani pasien COVID-19 untuk bisa sembuh. Menurutnya, itu seperti kasus TBC yang hingga saat ini belum ada vaksinnya.

"Ketika Anda terkena TBC 100 tahun lalu, 100 persen kemungkinan Anda untuk mati dan itu membuat orang khawatir. Tapi saat ini Anda punya peluang besar untuk tetap hidup selama Anda di-treatment dengan baik," ujarnya. (art)

Ilustrasi kasus demam berdarah dengue (DBD)

Pemerintah Kalimantan Timur Gandeng Malaysia Buat Kendalikan Dengue

Menurut studi yang dimuat dalam The New England Journal of Medicine, vaksin DBD dapat mencegah infeksi demam berdarah hingga 80,2 persen.

img_title
VIVA.co.id
22 Desember 2024