Akui Indonesia Terancam Resesi, Luhut: Pengusaha Jangan Ragu Investasi

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhammad Yudha Prasetya

VIVA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengakui kemungkinan terjadinya resesi pada perekonomian nasional bisa saja terjadi.

7 Resolusi Keuangan untuk Memulai Tahun Baru, Makin Cuan di 2025 dan Bebas Utang!

Hal itu diutarakannya dalam telekonferensi bersama Asosiasi Pengusaha Indonesia pada acara Rapat Kerja dan Konsultasi Nasional APINDO 2020 yang digelar hari ini, Kamis, 13 Agustus 2020.

"Kemungkinan ekonomi resesi itu memang ada saja. Tapi optimisme bahwa perekonomian akan membaik itu juga harus ada," kata Luhut.

Wajib Tahu! Ini Kebiasaan Warren Buffett saat Menginvestasikan Uangnya

Baca juga: Rupiah Melemah Lagi, Intip Kursnya di Perbankan Nasional

Meski demikian, Luhut memastikan bahwa optimisme yang dikatakannya itu bukanlah omong kosong belaka. Sebab, pemerintah menurutnya juga telah melakukan upaya untuk pemulihan ekonomi nasional.

Kajian Ekonomi dan Investasi PMII soal PPN Jadi 12 Persen pada 2025

Antara lain dari sisi perombakan APBN, penguatan program stimulus ekonomi berupa pemberian insentif dan subsidi, serta kemudahan bagi para investor untuk berinvestasi.

"Jadi teman-teman sekalian, jangan ragu untuk berinvestasi, investasi saja. Kalau ada masalah, beritahu kita, kita pasti akan bantu," ujar Luhut kepada pengusaha

Sementara, dari sisi foreign direct investment (FDI), Luhut mengaku bahwa hingga saat ini angkanya pun masih cukup tinggi. Hal itu, menurutnya, dapat dilihat dari animo para investor di wilayah Morowali, Halmahera Utara, atau bahkan di Bintan yang angkanya masih terus naik.

Apalagi, dalam investasi di sektor lithium baterai, Luhut memastikan bahwa baru-baru ini terdapat tambahan jumlah angka investasi yang mencapai senilai US$2,6 miliar.

"Malah kemarin ada (investor) yang mengumumkan bahwa mereka akan berinvestasi kembali untuk lithium baterai, senilai US$2,6 miliar," kata Luhut.

"Jadi kalau saya sangat confidence bahwa kita ini akan semakin baik ke depannya. Kalau ada yang tidak confidence, mungkin saya kira itu yang agak sakit juga kali ya," tambahnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya