Sektor Perumahan hingga Konstruksi Diguyur Dana PEN Triliunan Rupiah

Direktur Utama BTN Pahala N Mansury.
Sumber :
  • Dokumentasi BTN.

VIVA – Dalam upaya melakukan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Pemerintah menempatkan uang di perbankan. Dana tersebut ditargetkan untuk dapat disalurkan guna mendorong kegiatan usaha atau konsumsi masyarakat yang terdampak Virus Corona atau COVID-19.

Bertarung Pulihkan Pandemi, Jalan Terjal Pemerintah Indonesia Bangkit dari Belenggu COVID-19

Dana sebesar Rp30 triliun itu ditempatkan di bank milik negara yang tergabung dalam Himpunan Bank-bank Negara atau Himbara. Bank pelat merah itu bertugas menyalurkan dana tersebut ke berbagai sektor guna mendongkrak perekonomian, salah satunya sektor properti dan perumahan.

Sebulan setelah penempatan dana PEN tersebut, PT Bank Tabungan Negara Tbk melaporkan, telah menyalurkan 99,3 persen dana yang ditempatkan Pemerintah sebesar Rp5 triliun. Penyaluran dana PEN akan terus digenjot sesuai komitmennya, yaitu total Rp15 triliun hingga akhir September 2020.

Geledah Rumah Dinas dan Kantor Bupati Situbondo, KPK Temukan Ini soal Korupsi Dana PEN

Baca juga: Dana Rp30 T ke Himbara, Erick Thohir Jamin Pemulihan Ekonomi Berjalan

"Selama kurang lebih sebulan, kami fokuskan penyaluran PEN ke sektor yang masih bertahan saat pandemi berlangsung, misalnya ke sektor konstruksi yang terkait KPR dan penyaluran kredit consumer baik KPR Subsidi dan non subsidi serta kredit ke UMKM,” kata Direktur Utama BTN Pahala Nugraha Mansury di Jakarta, dikutip Senin 10 Agustus 2020.

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

Dia menjabarkan, realisasi bisnis BTN atas penempatan uang negara untuk ekspansi pada sektor pembiayaan perumahan. Posisi sampai dengan 7 Agustus 2020 dana itu tercatat sudah tersalurkan sebesar Rp4,965 triliun, atau 99,3 persen dari penempatan dana pemerintah di BTN.

"Adapun rinciannya yaitu KPR Subsidi sebesar Rp1,791 triliun dengan 12.873 unit, KPR Non Subsidi sebesar Rp1,693 triliun dengan 7.045 unit, kredit konstruksi dan lainnya sebesar Rp1,028 triliun, serta kredit ke BUMN sebesar Rp453 miliar," tambahnya.

Sesuai rencana bisnis BTN Pahala memaparkan, untuk Juli hingga Desember 2020, dana penempatan pemerintah akan disalurkan untuk 68.500 unit, atau setara dengan KPR subsidi senilai Rp9,24 triliun. Sementara, untuk KPR non subsidi akan terealisasi untuk 17.857 unit atau setara dengan Rp6,25 triliun.

Sedangkan kredit konstruksi rencananya akan disalurkan sebesar Rp5,485 triliun dan kredit ke BUMN senilai Rp9,05 triliun. Sehingga ,total penyaluran kredit bulan Juli hingga Desember 2020 mencapai 86.357 unit atau senilai kurang lebih Rp30 triliun.

Pahala menjelaskan, dalam sebulan ini Bank BTN berupaya untuk menyalurkan pembiayaan ke sektor yang terdampak pandemi COVID-19. Namun, masih berpotensi bangkit dalam jangka waktu menengah, misalnya sektor konstruksi dan konsumsi.

“Seleksi kami lakukan semata agar risiko kredit terkendali sehingga non performing loan dapat dikendalikan,” jelasnya.

Untuk kredit ke sektor properti, di BTN tegasnya, tetap on track. Karena masih ada kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan Subsidi Selisih Bunga atau SSB yang akan dikerahkan BTN untuk mendorong sektor properti.

"Selain PEN, BTN juga berkomitmen melaksanakan program pemulihan ekonomi lain yang diinisasi oleh Pemerintah. Di antaranya Program Penjaminan Kredit Modal Kerja untuk UMKM yang terdampak pandemi COVID-19," ungkapnya.

Lebih lanjut menurutnya, ada pula program stimulus dengan pemberian subsidi bunga/margin untuk melindungi, mempertahankan dan meningkatkan ekonomi debitur. Khususnya dalam menjalankan usahanya sebagai bagian dari upaya mendukung program PEN.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya