Erick Thohir: Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Anggota G20 Lain

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir (kanan) dan Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin berjalan keluar dari pintu belakang Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta, Rabu (7/7/2020).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Adam Bariq

VIVA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengatakan, kondisi perekonomian Indonesia di masa pandemi COVID-19 saat ini masih lebih baik dibandingkan dengan negara lain. Maksud negara lain, menurut dia, yaitu dengan kondisi ekonomi anggota G20 lainnya.

Erick Thohir Nyatakan Mundur dari Jabatan Ketum PSSI Jika Pemain Timnas Indonesia Bilang Ini

Erick mengatakan, kondisi lebih baik karena keputusan Presiden Jokowi yang lebih memilih memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) saat pandemi mulai merebak.

Menurutnya, jika opsi yang diambil Jokowi melakukan lockdown, perekonomian Indonesia bisa jauh lebih negatif dibandingkan saat ini.

Erick Thohir Sampai Dihubungi Thom Haye Usai Sebut Bakal Mundur sebagai Ketum PSSI: Saya Di Sini Untuk..

"Bayangkan kalau kita lockdown, betapa hancur ekonomi kita. Tapi, kita lihat sekarang, kita punya ekonomi jauh lebih bagus daripada negara-negara G-20," kata Erick dalam telekonferensi, Jumat 7 Agustus 2020.

Baca Juga: Diklaim Murah, Ini Harga Vaksin Virus Corona di Seluruh Dunia

Media Asing Remehkan Mimpi Erick Thohir Bawa Timnas Indonesia ke Ranking 50 FIFA: Mustahil

Erick menjelaskan, kontraksi ekonomi yang terjadi di Tanah Air saat ini nanti akan coba dipulihkan oleh pemerintah secara bertahap. Caranya dengan mempertimbangkan sejumlah aspek terkait penanganan COVID-19.

Kata dia, salah satunya seperti sektor pariwisata. Dia bilang pemerintah akan lebih memfokuskan wisatawan dalam negeri, ketimbang turis mancanegara.

Alasan ini punya pertimbangan, meskipun wisatawan mancanegara dinilai lebih mampu memberikan stimulus bagi sektor pariwisata nasional. Namun, risiko mereka lebih menciptakan klaster baru COVID-19 juga lebih potensial.

"Kalau kita benar-benar mau meng-custom pariwisata kita sampai ke luar negeri seperti dulu, itu jangan dulu. Kenapa? Karena nanti klaster-klaster (COVID-19) akan tumbuh," ujar Erick.

"Sebut saja saat ini daerah pariwisata seperti Bali, Yogyakarta, dan Bandung, sudah dibuka. Meski belum 100 persen, namun hal itu akan mampu memberikan pemulihan ekonomi di sektor pariwisata," tuturnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya