Erick Thohir: 40 Juta Orang Bisa Disuntik Vaksin COVID-19 Awal 2021
- ANTARA FOTO
VIVA – Menteri Badan Usaha Milik Negara yang juga menjabat Ketua Tim Pemulihan Ekonomi dan Penanganan COVID-19, Erick Thohir, memastikan saat ini PT Bio Farma sebagai perusahaan farmasi pelat merah, sedang berupaya menyelesaikan proses uji klinis tahap tiga untuk vaksin Sinovac asal China.
Baca Juga: Hanya 7 Kandidat Vaksin COVID-19 Lolos Uji Klinis Tahap 3 di Dunia
Erick mengatakan, apabila prosesnya berjalan lancar sesuai perencanaan, maka dipastikan langkah produksi vaksin hingga proses penyuntikannya kepada sekitar 40 juta masyarakat Indonesia, akan bisa dimulai awal 2021 mendatang.
"Kalau ini benar semua (berjalan sesuai rencana), maka pada bulan Januari-Februari 2021 kita bisa menyuntikkan kurang lebih sekitar 30-40 juta vaksin kepada masyarakat," kata Erick dalam telekonferensi, Jumat, 7 Agustus 2020.
Erick mengatakan, mekanisme penyuntikkan vaksin tersebut nantinya akan membutuhkan sinergi sejumlah pihak, seperti, Kementerian Kesehatan, PMI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan TNI/Polri.
Sebab, kapasitas imunisasi vaksin di Indonesia pada tahap awal itu akan berkisar pada 40 juta. Padahal, kebutuhan vaksin seluruhnya untuk proses imunisasi skala nasional diperkirakan akan mencapai 160-190 juta orang.
"Maka kalau misalnya dua kali suntik, jadi kan 320-380 juta vaksin. Padahal kapasitas kita 40 juta per tahun, dan tiba-tiba harus (melayani) 320-380 juta setahun. Jadi impossible kalau kerja sendiri-sendiri," ujar Erick.
Menteri BUMN Erick Thohir saat mengunjungi PT Bio Farma
Meski demikian, Erick menegaskan bahwa langkah apa pun itu harus tetap dilakukan, guna mengimunisasi seluruh masyarakat Indonesia sebagai salah satu syarat memulihkan perekonomian nasional.
Karena apabila wabah COVID-19 ini tidak segera diakhiri, maka hal itu akan membuat perekonomian nasional semakin terpuruk dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk bangkit.
"Oleh karena itu, selain vaksin Bio Farma, ada juga vaksin Merah Putih kerja sama dengan Eropa dan Amerika. Karena prioritasnya kita jangan lihat vaksin ini dari warga negaranya dulu, yang pasti kita harus memastikan imunisasi untuk rakyat ini mana yang tercepat dan halal," ujarnya.
PT Bio Farma sebelumnya telah menyatakan kesiapan mereka untuk memproduksi 250 juta vaksin hingga akhir tahun 2020. Selain vaksin Sinovac, saat ini pemerintah melalui Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek/BRIN) juga sedang mengembangkan vaksin Merah Putih, meskipun masih berada dalam tahap awal. (ase)