AS, Singapura, hingga Jerman Resesi, Bagaimana Ekonomi Indonesia

Karyawan mengamati layar yang menampilkan informasi pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (26/6/2020). (Foto ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

VIVA – Sejumlah negara dengan kekuatan ekonomi besar sudah memasuki jurang resesi akibat pandemi Corona COVID-19. Meski sama-sama terdampak pandemi, sektor ekonomi Indonesia sejauh ini tak terancam resesi.

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

Ekonom dari Universitas Indonesia, Fithra Faisal mengatakan, itu disebabkan bedanya struktur ekonomi Indonesia dengan negara-negara besar yang resesi, seperti Amerika Serikat, hingga Jerman.

Fithra mengatakan, negara maju tersebut struktur ekonominya sangat tergantung dengan rantai perdagangan global. Akibatnya, ketika terjadi lockdown untuk mencegah penyebaran wabah, ekonominya ikut terhenti.

Prabowo Sebut Indonesia Bakal Jadi Anggota GAVI, Kucurkan Dana Rp 475 Miliar Lebih

"Indonesia jangankan dengan global, di regional saja kita tertinggal. Dari regional value chain kita tertinggal dari Malaysia, Singapura, Vietnam dan Filipina," kata dia dalam webinar, Sabtu, 1 Agustus 2020.

Baca Juga: Donald Trump Usulkan Pemilu AS Ditunda

PM Singapura Positif Covid-19 Setelah Kunker ke Beberapa Negara

Menurut Fithra, itu menjadi satu keuntungan dalam situasi krisis seperti saat ini. Namun, dalam keadaan normal membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia lambat, karena hanya bergantung dari konsumsi domestik.

"Nah, kalau begitu berarti resesi di pihak lain belum tentu kita resesi. Betul kita harap kepada mereka sebagai demand global trade partner terbesar kita juga tapi kontributor ekonomi kita bukan dari situ," katanya.

Untuk diketahui, Amerika Serikat resmi resesi setelah ekonominya negatif 32,9 persen pada kuartal II. Kontraksi itu jauh lebih buruk dari kuartal I yang minus 5 persen.

Adapun Jerman, pada kuartal-II 2020 ekonominya minus 11,7 persen secara tahunan. Sebelumnya, pada kuartal-I 2020, ekonomi Jerman minus 2,3 persen.

Sementara itu, Hong Kong mengalami kontraksi negatif sebesar 9 pesen pada kuartal-II 2020. Catatan itu terbilang lebih baik dibanding kuartal-I 2020 yang minus 9,1 persen. 

Singapura pada kuartal II-2020 ekonominya tumbuh negatif 41,2 persen dan pada kuartal I-2020 negatif 3,3 persen. Pun, Korea Selatan pada kuartal II-2020 negatif 3,3 persen. Sedangkan, kuartal I-2020 Korsel negatif 1,3 persen.


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya