BKPM: Realisasi Investasi Kuartal II-2020 Tak Capai Target

Bahlil Lahadalia tiba di Istana Kepresidenan Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/foc.

VIVA – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan realisasi investasi pada kuartal II-2020 sebesar Rp191,9 triliun. Realisasi itu jatuh dari catatan kuartal sebelumnya dan target pada periode tersebut.

Prabowo Bakal Groundbreaking Hotel Bintang 5 hingga Restoran Padang di IKN Awal Tahun Depan

Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia mengatakan, jika dibandingkan kuartal I-2020, realisasi pada periode itu terkontraksi 8,9 persen. Sementara itu, jika dibandingkan kuartal II-2019 terkontraksi hingga 4,3 persen.

"Capaian ini sudah barang tentu bukan hasil yang menjadi rencana BKPM, karena rencana kita lebih dari Rp200 triliun pada kuartal II," kata Bahlil saat konferensi pers secara virtual, Rabu, 22 Juli 2020.

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

Baca juga: Mengenal Sinovac, Perusahaan China Pemasok Vaksin Corona ke Indonesia

Dari total realisasi investasi tersebut, dikatakan Bahlil, mampu menciptakan penyerapan tenaga kerja mencapai 263.109 orang. Sementara itu, total proyek investasi yang tercipta mencapai 34.658 proyek.

Prabowo Sebut Indonesia Bakal Jadi Anggota GAVI, Kucurkan Dana Rp 475 Miliar Lebih

"Tapi karena kondisi COVID-19 sangat berat, kami arus akuilah bahwa kuartal-II ini periode yang sangat berat," tutur Bahlil.

Jika dirinci berdasarkan sumber investasinya, dia mengatakan, yang berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebanyak Rp94,3 triliun atau 49,1 persen dari total realisasi investasi.

Sementara itu, yang berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp97,6 triliun atau sebanyak 50,9 persen dari total investasi. Keduanya mengalami penurunan baik secara kuartal maupun tahunan.

Untuk PMDN turun 16,4 persen secara kuartal dan turun 1,4 persen secara tahunan. Adapun PMA turun atau terkontraksi 0,4 persen secara kuartal dan turun 6,9 persen secara tahunan.

"Ini menurun, kalau di kuartal I PMDN lebih tinggi dari PMA karena Januari, Februari, Maret shock dunia itu. Namun di kuartal II mulai kita longgarkan dengan tetap protokol COVID-19 maka PMA sedikit lebih baik," ucap dia. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya