Lagi, Gara-gara COVID-19 Kepercayaan Konsumen Anjlok pada Juni 2020
- Malay Mail
VIVA – Kepercayaan konsumen terhadap kondisi perekonomian Indonesia turun berturut-turut selama tiga bulan terakhir akibat pandemi virus corona (COVID-19). Tergambar dari Indeks Kepercayaan Konsumen atau IKK Danareksa Research Institute yang jatuh 3,6 persen pada Juni 2020 menjadi 72,6 dari bulan sebelumnya 75,3.
Dikutip dari Consumer Confident Danareksa Research Institute Edisi Juli 2020, disebutkan bahwa angka indeks tersebut merupakan hasil dari semakin negatifnya sentimen konsumen terhadap ekonomi nasional. Angka itu dianggap menunjukkan refleksi dampak wabah COVID-19 terhadap aktivitas ekonomi termasuk tenaga kerja.
Berdasarkan komponennya, Indeks Situasi Sekarang (ISS) kembali mengalami kejatuhan yang cukup dalam yakni mencapai 10,7 persen dibanding bulan lalu menjadi 36,8. Sementara itu, Indeks Ekspektasi jatuh 1,4 persen dibanding bulan lalu menjadi 99,5.
"Konsumen memberikan penilaian yang lebih negatif terhadap kondisi nasional saat ini dan kondisi ekonomi lokal sebagaimana juga untuk kondisi ketenagakerjaan," kata Kepala Riset DRI Ekonomi Moekti Prasetiani Soejachmoen, dikutip Rabu, 3 Juli 2020.
Dalam survei yang dilakukan, disebutkan bahwa proporsi konsumen yang menyatakan kondisi ekonomi saat ini baik anjlok dari bulan sebelumnya hanya 5,7 persen menjadi 4,1 persen. Sedangkan 19,1 persennya mengatakan bahwa kondisi ekonomi saat ini normal.
"Sementara itu, yang mengatakan bahwa kondisi ekonomi saat ini buruk naik dari 73,1 persen ke posisi 76,8 persen. Dampak dari wabah COVID-19 sangat dirasakan oleh para konsumen di Indonesia, tergambar dari jatuh tajamnya tiga bulan berturut-turut angka indeks," tutur dia.
Untuk enam bulan mendatang, disebutkan konsumen lebih optimistis dalam melihat kondisi ekonomi, bisnis lokal dan ketenagakerjaan terutama karena pelonggaran pembatasan sosial. Namun, proporsi konsumen yang mengharapkan pendapatan keluarga lebih baik selama enam bulan mendatang turun 5,9 persen menjadi 77,9.
"Perbaikan persepsi itu dipengaruhi adanya rencana pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah wilayah dengan adanya stimulus ekonomi yang disiapkan pemerintah untuk mengurangi dampak COVID-19," katanya.