Luhut Prediksi Ekonomi Indonesia di Kuartal II Bakal Memburuk
- Adi Suparman
VIVA – Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, memaparkan potensi pelemahan perekonomian Indonesia akibat pandemi COVID-19. Luhut menyatakan pada kuartal I (Q1) tahun ini, perekonomian nasional anjlok hanya tumbuh 2,97 persen. Pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal kedua bahkan diprediksi akan lebih buruk.
"Kuartal I-2020 kita memang 2,97 persen turun dari lima persen (PDB Q1 tahun 2019). Kemudian Q2 ini kemungkinan akan lebih bawah lagi, tapi itu sudah kami prediksi semua," kata Luhut dalam sebuah diskusi online, Jumat 5 Juni 2020.
Lambatnya pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang menyebabkan aktivitas perekonomian tidak berjalan. Demikian juga perekonomian negara-negara lain di dunia.
Luhut kemudian memaparkan dampak pandemi COVID-19 tidak hanya bagi Indonesia tetapi juga terhadap ekonomi global dan Indonesia. COVID-19 telah menyebabkan penurunan devisa pariwisata, penurunan devisa ekspor komoditas, bahkan penurunan devisa ekspor bahan makanan.
Luhut mengungkapkan ada 6 sektor usaha unggulan, yang berkontribusi besar terhadap pendapatan produk domestik bruto, mengalami perlambatan. Keenam sektor itu menyumbang 69 persen perekonomian Indonesia.
Sektor tersebut adalah industri pengolahan, perdagangan besar/eceran dan reparasi mobil/motor, pertanian, konstruksi, pertambangan, dan transportasi. Sektor-sektor unggulan itu yang melemah menyebabkan goncangan pada perekonomian Indonesia.
"Ini dampaknya membuat ekonomi kita mau tidak mau guncang," kata Luhut.