Ingin Kurangi Impor, BPS Usul Beli Kedondong Ketimbang Apel Asing 

Kepala BPS Suhariyanto.
Sumber :
  • Fikri Halim/VIVA.co.id

VIVA – Badan Pusat Statistik mencatat, impor barang konsumsi pada Desember 2018, mengalami kenaikan signifikan, jika dibandingkan November 2018. Pada periode itu, impor barang konsumsi tercatat naik sebesar 1,86 persen, sedangkan pada November mengalami penurunan sebesar 4,70 persen.

Lepas Ekspor Baja Rp 24,46 Miliar ke Selandia Baru, Mendag Budi Curhat soal Kebutuhan Dalam Negeri

Kepala BPS, Suhariyanto menyebutkan, kenaikan impor barang konsumsi pada periode itu tidak terlepas dari adanya perayaan Hari Natal dan liburan tahun baru. Sehingga, kebutuhan barang konsumsi seperti makanan, ditegaskannya mengalami peningkatan demi menjaga stabilitas harga.

"Karena, untuk persiapan Natal dan tahun baru, di sana impor yang naik itu buah-buahan, yang meningkat anggur, apel, dan juga ada boneless frozen animal untuk persiapan liburan, juga bawang putih," ungkap dia di kantornya, Jakarta, Selasa 15 Januari 2019.

Wamentan Target Impor 200 Ribu Sapi Tahun 2025 untuk Program MBG

Karena itu, menurut Suhariyanto, demi menekan tren lonjakan impor barang konsumsi saat hari raya besar di Indonesia, seperti halnya perayaan Hari Natal maupun tahun baru itu, ia mengingatkan agar penggunaan buah-buahan yang di impor harus dikurangi, terutama yang digunakan dalam bentuk parsel.

"Ke depan, agar parsel diganti, jangan apel. Diganti kedondong, mungkin bisa ya. Jadi, tidak dalam bentuk anggur, dan buah-buah itu. Betul enggak? Kita punya sawo, pepaya, duren, dan salak," ungkap pria yang akrab di sapa Kecuk itu.

Soal Siswa Tak Dapat Susu Dalam Menu Program MBG, Wamentan: Kita Masih Impor

Meski begitu, Kecuk memastikan, lonjakan impor barang konsumsi tidak akan memengaruhi secara signifikan kenaikan impor secara keseluruhan. Sebab, kata dia, kontribusi barang konsumsi terhadap laju impor hanya 8,46 persen, atau jauh di bawah kontribusi bahan baku dan barang modal yang masing-masing sebesar 76,16 persen dan 15,35 persen.

"Karena, impor kita utamanya bahan baku. Bahan baku, impornya turun dari November ke Desember sebesar 13,49 persen. Yang turun di antaranya impor crude petroleum oil, kemudian ada beberapa barang bahan kimia yang turun," jelas dia.

"Barang modal masih naik 3,36 persen. Ini, tentu kita berharap dapat gerakan komponen PMTB (Pembentukan Modal Tetap Bruto)," tambahnya. (asp)

[dok. Menteri Perdagangan, Budi Santoso, saat ditemui di kawasan Slipi, Jakarta Barat, Rabu, 15 Januari 2025]

Wacana Revisi Permendag Impor, Mendag Budi Soroti Komoditas Pakaian Jadi

Permendag itu kerap dituding sebagai biang kerok dari kejatuhan industri tekstil Tanah Air.

img_title
VIVA.co.id
16 Januari 2025