Utang Luar Negeri RI Capai Rp5.480 Triliun

Logo Bank Indonesia.
Sumber :
  • VivaNews/ Nur Farida

VIVA – Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia per akhir Agustus 2018 tercatat sebesar US$360,7 miliar atau setara Rp5.480 triliun (kurs Rp15.200 per dolar AS). Utang tersebut terdiri atas utang pemerintah dan bank sentral sebesar US$181,3 miliar dan utang swasta termasuk BUMN sebesar US$179,4 miliar.

Posisi Utang Luar Negeri RI di Kuartal III-2024 Capai US$427,8 Miliar, Tumbuh 8,3%

Berdasarkan catatan Bank Indonesia, ULN per akhir Agustus tersebut meningkat 5,14 persen, atau lebih tinggi dibandingkan peningkatan di bulan sebelumnya yang sebesar 5,08 persen. Hal itu dipengaruhi oleh meningkatnya pertumbuhan ULN swasta di tengah melambatnya pertumbuhan ULN pemerintah dan bank sentral.

Untuk ULN pemerintah, BI mencatat, per akhir Agustus 2018 tumbuh melambat. Posisi ULN pemerintah tercatat US$178,1 miliar atau tumbuh 4,07 persen secara tahunan, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 4,12 persen secara tahunan.

Gubernur BI Beri Sinyal Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan pada 2025

"Secara bulanan, posisi ULN pemerintah tercatat meningkat dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya karena adanya net penarikan pinjaman, khususnya pinjaman multilateral, serta net pembelian Surat Berharga Negara (SBN) domestik oleh investor asing," tulis BI dalam siaran pers yang dikutip Selasa, 16 Oktober 2018.

Penarikan pinjaman tersebut menurut BI, antara lain berasal dari Asian Development Bank (ADB) untuk mendukung program yang dijalankan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian Keuangan. Di sisi lain, pada bulan laporan pemerintah telah melunasi satu seri SBN dalam denominasi yen Jepang yang jatuh tempo pada 13 Agustus 2018. 

Utang Luar Negeri RI Naik Jadi US$425,1 Miliar, BI: Masih Terkendali

Sementara itu, ULN swasta pada Agustus 2018 tercatat meningkat. Posisi ULN swasta pada akhir Agustus 2018 sebesar US$179,4 miliar atau tumbuh 6,7 persen secara tahunan, atau meningkat dari periode sebelumnya yang tumbuh 6,49 persen. 

ULN swasta tersebut terutama dimiliki oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas (LGA), serta sektor pertambangan dan penggalian. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta dikatakannya mencapai 72,5 persen, dan relatif stabil dibandingkan dengan pangsa pada periode sebelumnya.

"Perkembangan ULN Indonesia tetap terkendali dengan struktur yang sehat. Hal ini tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir Agustus 2018 yang tercatat stabil di kisaran 34 persen," ungkapnya.

Berdasarkan jangka waktu, BI mencatat, struktur ULN Indonesia pada periode laporan tetap didominasi ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa 86,8 persen dari total ULN. 

Karena itu, ditegaskannya, Bank Indonesia dan pemerintah terus berkoordinasi untuk memantau perkembangan ULN dari waktu ke waktu untuk mengoptimalkan peran ULN dalam mendukung pembiayaan pembangunan, tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya