Alasan DP Rumah untuk Generasi Milenial Lebih Tinggi
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA – Uang muka atau down payment (DP) dinilai bukan menjadi masalah utama bagi kaum milenial untuk memiliki rumah. Justru yang menjadi kendala adalah cicilan rumah yang wajib dibayar nantinya setiap bulan.
Country General Manager Rumah123.com, Ignatius Untung, mengatakan bahwa kaum milenial masih mampu untuk membayar DP, apalagi jika dibantu oleh orang tua atau dengan menjual barang tertentu. Namun untuk cicilan, diakui, kaum milenial akan kesulitan untuk itu.
"DP itu masih mudah terselesaikan. Bahwa orang zaman sekarang orangtua masih mampu kok. Orang tua juga masih bisa support. Akhirnya kita bisa dengan jual sesuatu pasti jadi DP, tapi kalau cicilan itu enggak bisa," kata Untung di Jakarta, Rabu 17 Januari 2018.
Untuk itulah, kata Untung, pengembang cenderung menetapkan uang muka sebesar 30 persen hingga 40 persen agar pembeli tak kesulitan dalam membayar cicilan tiap bulan.Â
"Kalau yang Desember itu 40 persen tuh kebanyakan masih bisa terutama mereka yang penghasilannya tinggi. Kalau yang ke bawah dekat-dekat UMR (Upah Minimum Regional) mungkin enggak bisa (tanpa DP)," katanya.Â
Selain cicilan, menurut Untung, salah satu yang membuat masyarakat menunda mengambil keputusan dalam pembelian rumah adalah lokasi rumah murah yang sangat jauh dari pusat kegiatan.Â
"Misalnya di Citayam. Kalau mampu sih sebenarnya mampu," katanya.Â
Mengenai solusi, developer disebutnya justru paling pro aktif dalam mencarikan solusi. Salah satunya adalah cash bertahap dan alternatif pembayaran DP yang bisa dicicil dua tahun.Â
"Saya lihatnya pengembang kalau enggak cash bertahap, setidaknya DP-nya bisa dicicil dua tahun. Biarpun perbankan enggak terlalu suka. Karena kalau bank-bank itu kan bilang, saya targetnya tahun ini. Kalau main primary sekarang, baru kejadiannya dua tahun lagi, karena baru akad kredit setelah DP selesai. Ya kalau kredit dicicil 2 tahun ya nanti dua tahun lagi. Jadi hal-hal seperti itu, menurut saya cukup positif," tuturnya. (ase)