Mengintip Lokasi Rumah Paling Murah di Pinggiran Jakarta

Pameran Rumah Murah di JCC beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA – Harga rumah di Ibu Kota sudah terlalu tinggi untuk dijadikan sebagai rumah pertama. Sehingga tak terjangkau bagi masyarakat yang baru bekerja atau yang masih memiliki gaji di kisaran Upah Minimum Provinsi (UMP).

Meski Harga Rumah Melambat, KPR Tetap Jadi Andalan Mayoritas Konsumen

Country General Manager Rumah123.com, Ignatius Untung, mengatakan harga rumah yang saat ini paling murah berada di daerah Depok hingga Bogor. Ini dinilai layak dijadikan tempat tinggal ataupun investasi bagi masyarakat.

"Perumahan paling murah Depok Sonoan dikit, jangankan di bawah Rp500 juta, di bawah 200 masih ada di sana atau 200-an juta lah. Di Citayam, terus Ciseeng, daerah-daerah situ," kata Untung, di Jakarta, Rabu 17 Januari 2018.

BRI Info Lelang Beri 6 Rekomendasi Rumah Murah di Jabodetabek

Ia mengatakan, ukuran yang ditawarkan juga tidak terlalu kecil. Hanya saja, jika ingin memiliki rumah yang lebih luas tak dipungkiri masyarakat harus mengeluarkan uang lebih untuk itu.

"Sebenarnya enggak kecil-kecil amat. 60 meter Luas Tanah, Luas bangunan paling 21 meter, cukuplah," kata dia.

Pentingnya Konsep Rumah Sederhana Layak Huni dalam Meningkatkan Kualitas Hidup

Menurutnya, selain sebagai tempat tinggal, rumah tersebut bisa dijadikan investasi. Karena prospeknya ke depan cukup baik, baik dari segi transportasi dan daerah.

"Jangan mikir beli rumah untuk sekali seumur hidup, pasti nanti beli lagi deh. Gaji naik terus, daya beli naik. Pasti kalau yang ini enggak cukup (untuk beli rumah baru), ya dijual, beli lagi yang baru. Yang penting, yang dicari itu adalah rumah yang dijual itu naiknya masih bagus," kata dia.

Layak Dijual Kembali

Dia menambahkan, tips membeli rumah di wilayah yang cukup jauh adalah memastikan dapat dijual kembali, dengan indikator lingkungan sekitarnya masih ramai dan akses transportasinya masih terjangkau.

Sebab, lanjut dia, tak jarang investor membeli rumah untuk investasi namun untuk jual kembali (secondary) sangat susah untuk mencari pembeli.

"Banyak developer yang terlalu agresif, asal laku. Pokoknya yang beli kebanyakan investor, ya bagus cepat lakunya, investor lebih gampang beli. Tetapi jeleknya adalah begitu sudah selesai, serah terima, enggak ada yang nempatin. Karena dia investor, punya rumah sendiri. Ini cuma dipakai buat investasi, sepi. Begitu mau jual lagi setengah mati," jelasnya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya