Indeks Kedalaman Kemiskinan RI Meningkat pada 2017

Keluarga miskin bocah Fadil dan ibu serta anaknya yang tinggal di sebuah gubuk di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Sumber :
  • VIVA/Diki Hidayat

VIVA – Persentase penduduk miskin di Indonesia berkurang 0,58 persen pada September 2017 atau sebanyak 1,18 juta jiwa dalam setahun. Namun, indeks kedalaman kemiskinan sepanjang periode tersebut justru meningkat.

Ekonomi Tumbuh Stagnan 5 Persen, Bappenas: Indonesia Harus Keluar dari Middle Income Trap

Data Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional mencatat, angka kemiskinan di perdesaan lebih tinggi dari perkotaan. Kemiskinan desa sebesar 13,47 persen atau 16,31 juta jiwa, sedangkan perkotaan 7,26 persen atau 10,27 juta jiwa.

Sementara itu, angka kemiskinan yang dicatat melalui indeks kedalaman kemiskinan atau poverty gap dan indeks keparahan kemiskinan atau poverty severity index justru meningkat selama periode tersebut pada 2017.

Pemerintah akan Lanjutkan Fondasi Kuat Pembangunan Nasional Warisan Jokowi

Pada September 2017, poverty gap sedikit meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kondisi itu menunjukkan rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung menjauhi garis kemiskinan.

"Hal itu pula mengindikasikan bahwa biaya yang dibutuhkan untuk mengangkat orang keluar dari kemiskinan semakin besar," tutur laporan tersebut, dikutip VIVA, Kamis 11 Januari 2018.

Bappenas Ungkap Sederet Target Jokowi yang Tidak Tercapai

Kemudian, untuk poverty severity index pada September 2017 yang naik dibanding periode sama tahun lalu, mengindikasikan ketimpangan penduduk miskin semakin lebar, sehingga ketepatan sasaran program-program menjangkau penduduk miskin semakin diperlukan.

"Naiknya poverty gap maupun poverty severity index pada 2017 tersebut tercatat lebih tinggi di perdesaan ketimbang capaian di perkotaan," bunyi laporan tersebut.

Adapun penyebab kenaikan dua indeks tersebut antara lain, pada periode Agustus-November 2017 terjadi peningkatan inflasi padi dan umbi-umbian yang cukup tinggi dibandingkan inflasi umum.

Selain itu, kenaikan indeks tersebut karena dampak penurunan daya beli penduduk termiskin. Termasuk kontribusi besar beras terhadap garis kemiskinan masih cukup besar baik di perkotaan maupun perdesaan.

Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian  PPN/Bappenas, Tri Dewi Firgiyan

Bappenas Tegaskan Pentingnya Tata Kelola Pedesaan Harus Bisa Adaptif

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional atau PPN/ Bappenas menyebut pentingnya pemberdayaan dan tata kelola pedesaan yang lebih adaptif dengan pengingkatan kapasitas

img_title
VIVA.co.id
21 November 2024