Dagang Ayam Potong di Pasar, Omzet Rp15 Juta per Hari

Ilustrasi pasar modern.
Sumber :
  • Dokumentasi Pasar Modern BSD.

VIVA – Siapa yang tidak suka ayam? Dari mulai ayam goreng, ayam bakar, ayam penyet, dan beragam sajian lainnya yang menggugah selera. Potensi besar di bisnis ayam potong ini lah yang dilirik oleh Muhammad Safiq, salah satu pelaku UMKM Pasar Modern BSD City, Tangerang. 

Pria asal Boyolali Jawa Tengah ini, kini menjadi salah satu pedagang ayam potong yang terbilang sukses. Selain menjual secara eceran ke para pembeli di Pasar Modern BSD City, Muhammad Safiq juga menjadi pemasok ayam ke sejumlah restoran di Jakarta dan BSD. 

Muhamad Safiq menceritakan awal mula terjun ke usaha ayam potong pada 2006 setelah tamat dari STM. Namun, sebelum memutuskan untuk menggeluti bisnis ini, dia pun sempat bekerja di sebuah perusahaan otomotif. 

Sebagai pekerja, nasib baik tak menyertainya. Dia akhirnya terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di tahun keduanya bekerja. 

"Saya langsung banting setir untuk berjualan ayam potong, mengikuti jejak orangtua saya. Saya berpikir, orangtua saya yang tidak bisa membaca dan menulis aja bisa berkembang, lah saya sudah disekolahkan tinggi-tinggi masak begini-begini aja," ujar Safiq dikutip dari keterangannya, Jumat 22 Desember 2017.  

Cerita keberhasilan Safiq tidaklah semulus dan semudah yang dibayangkan orang. Sebelum meraih omzet belasan juta dalam sehari, dia sempat mengalami jatuh bangun dalam merintis bisnisnya. 

"Sejak kecil saya terbiasa hidup prihatin. Saya selalu mencari uang tambahan untuk membantu orangtua, mulai dari menjadi tukang ojek payung hingga kuli bangunan,” ungkapnya. 

Ketika awal membuka usaha ayam potong, dirinya sempat kecewa karena hasil yang didapat tidak sesuai harapan. 

Pedagang Roti Dibegal di Bekasi, Jari Dibacok

"Saya mulai membuka usaha ayam potong pada tahun 2010 di Pasar Pamulang. Saat itu dengan modal awal Rp5 juta, saya pernah membawa 10 ekor ayam potong dan hanya mampu terjual satu ekor saja. Saya gagal dan sempat sangat kecewa dengan usaha ini," tuturnya
 
"Tapi saya coba terus berikhtiar tanpa putus asa, saya menjajakan ayam potong dari warteg ke warteg selama tiga tahun. Alhamdulillah usaha saya mulai menunjukkan hasil dan uangnya saya jadikan modal untuk menyewa tiga lapak di Pasar Modern BSD City," ungkapnya 

Dia mengaku mulai menjalankan usahanya di Pasar Modern BSD City sejak 2013. Seiring berjalannya waktu, usaha yang saya geluti menunjukkan hasil yang signifikan. Lapak ayam potong saya di Pasar Modern BSD City kian ramai dikerumuni para pembeli.

Keluhan Pedagang Pasar Jatiuwung yang Merugi ke Wali Kota

”Saat ini, saya dapat menjual sekitar 500 ekor ayam per hari dengan omzet rata-rata Rp15 juta per hari,” ungkapnya.  

Kini dalam menjalankan usahanya, Safiq dibantu oleh enam orang pegawai yang masih merupakan keluarganya. Ia pun kebanjiran pesanan dari sejumlah restoran di sekitar kawasan BSD City dan Jakarta.

Elpiji Non-Subsidi Mahal, Bisnis Kuliner Galau Susah Naikkan Harga

Berbekal kegigihan serta kualitas yang baik, membuat permintaan ayam potong milik Safiq di Pasar Modern BSD City terus meningkat. Langganannya kini mulai dari kalangan rumah tangga biasa, warung makan, katering, hingga restoran. 

Langganan tersebut, menurutnya, terus meningkat karena pengunjung di pasar tersebut stabil, bahkan cenderung terus meningkat. Pengelola pasar tersebut pun memberikan pelatihan kepada para pedagang agar terus berkembang. 

Dia pun mengungkapkan, pelatihan yang dilakukan Sinar Mas Land sebagai pengelola pasar tersebut sangat dirasakan.

"Awalnya saya tidak mau (pelatihan) karena menganggap itu tidak penting. Satu dua kali ikut, bosan. Tiga kali ikut baru merasa ada betulnya juga apa yang disampaikan di pelatihan. Pengaruhnya ada," tuturnya.

Dari bisnisnya ini, Safiq telah berhasil meningkatkan pendapatan serta kualitas hidup dan keluarganya. Motivasi hidup dan ketekunan kedua orang tuanya lah yang menjadi inspirasi keberhasilan Safiq saat ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya