5 Investor Asing Siap Sokong Pesawat R80
- Antara Foto/Audy Alwi
VIVA – PT Regio Aviasi Industri atau RAI yang mensponsori pembuatan pesawat R80, sudah bernegosiasi dengan lima investor, untuk memulai membangun purwarupa pesawat yang didesain oleh BJ Habibie. Investor yang dimaksud berasal dari luar negeri, namun RAI belum menyebutkan detailnya.
"Ada lima calon partner, yang sudah bicara, duduk dan negosiasi, tinggal di ujung tanda tangan. Kalau dihitung tinggal US$1,1-1,2 miliar lagi sisanya," ujar Chief Investment Officer PT RAI, Desra Firza Ghazfan kepada VIVA, ditemui di Kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu 20 Desember 2017.
Total dana yang dibutuhkan sampai pesawat R80 mendapat sertifikasi yaitu US$1,6 miliar atau setara Rp20 triliun.
Saat ini, kata Desra, RAI masih membuka dan berupaya untuk menggaet investor, di antaranya ke pasar modal, penyedia investasi dan lainnya.
RAI optimistis, R80 mencapai target bisa masuk pasar pada 2025. Menurut jadwal pengembangan, pada 2018 sampai 2022 merupakan pengerjaan purwarupa. Selanjutnya pengujian sampai sertifikasi R80 memakan waktu tiga tahun.
Dalam penggalangan dana purwarupa R80, RAI menggandeng medium patungan publik daring, Kitabisa.com. Tiga bulan berjalan sejak Oktober, dana urunan daring yang terkumpul sebesar Rp7 miliar dari 25 ribu partisipan.
Partisipasi lebih diharapkan lagi, bukan hanya soal dana. Tapi, dukungan dan motivasi dari masyarakat Indonesia, agar memiliki rasa kepemilikan R80, pesawat yang dibuat anak negeri.
Pesawat R80 murni buatan Indonesia. Arsiteknya adalah BJ Habibie, yang disponsori oleh PT RAI, dan dikerjakan oleh PT Dirgantara Indonesia (PTDI).
RAI merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perancangan, pengembangan, dan manufaktur pesawat terbang. RAI didirikan oleh Presiden ke-3 RI BJ Habibie bersama putra sulungnya Ilham Akbar Habibie.
RAI khusus mengembangkan pesawat udara R80, untuk menjawab kebutuhan angkutan udara regional di Indonesia dan pasar internasional.