Kenaikan Harga Telur Masuk Radar Bareskrim dan Kemendag
- ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
VIVA – Harga bahan pangan seperti telur dan unggas terus merangkak naik menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2018. Harga bahan pangan ini, diakui mulai menjadi bahan sorotan Badan Reserse Kriminal Mabes Polri dan Kementerian Perdagangan.
Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Komjen Pol Ari Dono Sukmanto mengatakan, kenaikan harga telur yang ada saat ini memang lebih disebabkan faktor cuaca. Hingga kini, belum ada temuan adanya permainan curang oleh pedagang.
"Memang kenaikan ada, tapi relatif masih bisa kami bilang wajar. Hal tersebut terpengaruh dengan adanya cuaca. Transportasi agak terganggu seperti itu, sampai sekarang mudah-mudahan yang menimbun enggak ada," kata Ari Dono saat ditemui di kantor Kementerian Perdagangan, Rabu 20 Desember 2017.
Ia mengatakan, penegakan hukum akan terus dilakukan baik untuk yang menimbun ataupun yang berlaku curang. Pengawasan ini juga dilakukan bersama dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).
"Karena awal tahun lalu kami sudah menegakkan hukum bersama dengan KPPU, bukan hanya penyidik kami yang melakukan penegakan hukum. Tapi, dari KPPU, persaingan usaha tidak sehat juga dilakukan penegakan hukum dengan denda yang tinggi dan mudah-mudahan sekarang semakin sadar," kata dia.
Di tempat yang sama, Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Karyanto Suprih mengatakan, kementeriannya sudah memanggil para peternak telur dan unggas. Ia mendapat laporan bahwa beberapa kali memang komoditas tersebut belum pernah mengalami kenaikan harga.
"(Mereka) kami panggil dan memang untuk telur unggas beberapa kali belum pernah naik, malah jatuh harganya, kasihan. Tapi setelah cek itu enggak terlalu tinggi naiknya, sudah kami panggil. Yang enggak boleh itu mereka mempermainkan harga misalnya menahan stok," kata dia.
Menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2018, dia mengatakan, memang harga yang lumayan mengalami kenaikan adalah untuk telur dan unggas.
"Harga yang pertama yang agak lumayan ini telur dan unggas, selebihnya bisa kami kendalikan, dan enggak semua tempat," kata dia.
Kendati demikian, ia mengatakan, Kemendag masih belum menentukan harga eceran tertinggi (HET) untuk komoditas telur. Ini masih menjadi kajian ke depannya.
"Belum (ada HET), dan sekarang sedang akan dicoba, ada harga acuan saja," ujar dia.