Mercedes-Benz G-Class, Mobil Antik Harga Menarik
- Dok, Mercedes Jip Indonesia
VIVA – Mercedes-Benz G-Class sebenarnya sangat familiar. Mobil ini kerap terlihat di televisi yang dipakai Paspampres mengawal Presiden Joko Widodo.
Di luar negeri, G-Class juga terkenal sebagai kendaraan militer karena struktur bodi yang digunakan lebih kuat dari mobil-mobil sejenis.
Nah, kira-kira, jika berburu Sport Utility Vehicle bekas sulit tidak ya?
Presiden Mercedes Jip Indonesia Cokorda Adnyana memberi trik saat Anda cari G-Class. Pertama, kumpulkan informasi harga sesuai tahun pembuatannya. Kedua, yang tak kalah penting, kumpulkan informasi untuk mendapatkan suku cadang serta beberapa bengkel restorasinya.
Biasanya, katanya, G-Class long wheel base justru lebih murah daripada sasis pendek. Padahal kalau sama-sama baru, yang panjang jelas lebih mahal karena materialnya lebih banyak. Mesin lebih besar, dan interior juga lebih lega. "Tapi ini beda," kata Cokorda, Rabu 20 Desember 2017.
Kenapa sasis pendek lebih mahal? Mercedes-Benz secara global hanya memproduksi sasis pendek dalam jumlah terbatas, terlebih yang masuk Indonesia, populasinya sangat sedikit. "Sedangkan sasis panjang jumlah produksinya lebih banyak," katanya.
Mantan atlet Basket Indonesia ini memberi contoh, untuk G-Class sasis pendek buatan 1985, harganya Rp800 jutaan. Sedangkan long wheel base lansiran 1990 sekitar Rp600 juta. Ini sudah mulus, sudah masuk restorasi. Jika hanya bahan, paling hanya Rp100 jutaan, dan biaya reparasi sekitar Rp500 jutaan.
Saat ini Cokorda memiliki tiga G-Class tahun lawas di garasi rumahnya. Kata dia, pasar mobil ini masih sangat bagus dan menjadi incaran para kolektor. "Buatan 1994-1998 harganya Rp400 juta - 1 miliar. Kalau sudah di atas 2011Â bisa sampai Rp2,5 - 3,2 miliar," tuturnya.
Menutup tahun
Belum lama ini komunitas MJI itu menggelar touring dari Banyuwangi ke Bali sebagai kegiatan penutup akhir tahun. Tidak hanya mengeksplor tempat pariwisata saja, namun 50 mobil jip racikan Jerman bersama para rombongan lainnya juga menggelar bakti sosial di lokasi pengungsian Gunung Agung.
Yudi Rastaman, Ketua Panitia MJI Overland Touring Banyuwangi-Bali 2017 mengatakan, perjalanan pertama menikmati keindahan De Djawatan dan Alas Purwo, setelah itu rombongan beranjak ke kawasan Kawah Wurung, sebuah lokasi yang mungkin belum diketahui banyak orang.