Tak Ada Indikator Baru, Harga Minyak Masih di Level Terendah

Ilustrasi pengeboran minyak.
Sumber :
  • reuters

VIVA – Harga minyak mentah dunia pada Senin dibuka sedikit menguat. Hal ini menyusul para pedagang yang melihat kurangnya indikator pasar yang meyakinkan, di mana harga minyak masih alami penurunan meski cara apapun sudah dilakukan.

Harga Minyak Tergelincir Usai Stok Melimpah dan Dolar AS Menguat

Dilansir dari Reuters, Senin, 18 Desember 2017, harga minyak berjangka Brent dipatok berada di level US$63,24 per barel atau tak berubah dari perdagangan terakhir kemarin.

Sedangkan, harga minyak mentah Amerika Serikat atau West Texas Intermediate (WTI) dibuka di level US$57,33 per barel atau naik sebesar 3 sen dari penutupan perdagangan kemarin.

Rupiah Menguat Hari Ini Dipicu Anjloknya Harga Minyak Dunia

Bank ANZ mengungkapkan kurangnya indikator pasar tersebut mencegah harga minyak mentah keluar dari level teratas atau keluar dari level terbawah.

"Ketidakpastian investor telah dipicu oleh serangkaian isu yang saling bertentangan," kata bank ANZ.

Harga Minyak Jatuh Dipicu Harapan Kemajuan Negosiasi Rusia-Ukraina

Adapun salah satu isu tersebut adalah penutupan sistem pipa North Sea Forties yang sedang berlangsung. Isu pipa yang menyediakan minyak mentah ini menjadikan dasar tolak ukur harga Brent

Selain itu, di AS perusahaan energi Baker Hughes memastikan memotong produksi baru pada pengeboran rig mereka untuk pertama kalinya dalam enam minggu, menjadi hanya 747 pengeboran hingga 15 Desember 2017.

Angka tersebut tentunya masih lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu dengan jumlah rig di bawah 500, namun produksi aktual AS tetap melonjak 16 persen sejak pertengahan 2016 hingga mencapai 9,8 juta barel per hari (Bpd)

Pengeboran Minyak Lepas Pantai Pertamina.

Ketidakpastian Ekonomi Tinggi, Harga Minyak Dunia Bervariasi dan di Bawah US$80 Per Barel

Harga minyak mentah jenis Brent berjangka naik 17 sen atau 0,2 persen, menjadi ke level US$79,52 per barel, sedangkan harga WTI turun 3 sen menjadi US$74,22 per barelnya.

img_title
VIVA.co.id
7 Desember 2022