Menteri Hanif Minta Industri Aktif Gelar Pendidikan Vokasi
- VIVA.co.id/ Sherly.
VIVA – Pelaku Industri di Indonesia diminta berperan lebih dalam menyelenggarakan pendidikan vokasi atau pelatihan kejuruan yang fokus pada keahlian. Sebab melalui peran industri, sumber daya manusia yang dihasilkan akan lebih berkualitas.
Hal itu disampaikan Hanif usai rapat dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution dan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara tentang pendidikan vokasional.
"Kita dimintai masukan, kalau buat saya ya sederhana prinsipnya bahwa semua input SDM baik melalui pendidikan, formal dan pelatihan kerja ya harus demand driven," kata Hanif di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu 13 Desember 2017.
Sebagai informasi, demand driven itu adalah suatu paradigma di dunia yang mengarahkan dunia usaha, lebih berperan dalam menentukan, mendorong dan menggerakkan pendidikan. Karena, mereka adalah pihak yang lebih berkepentingan dari sudut kebutuhan tenaga kerja.
"Pendidikan formal ataupun pelatihan kerja untuk memastikan agar itu benar benar bahwa itu berorientasi demand driven, misalnya kurikulum. Nah kalau demand driven yang paling gampang ya sudah kurikulumnya harus, ya bahasa paling sederhana ya sudah serahkan kepada end user-nya saja, kepada industrinya," kata dia.
Contohnya, kata dia, untuk industri yang bergerak di bidang teknologi informasi, tinggal mengundang perusahaan yang mendominasi pasar di bidang tersebut. Lalu dari perusahaan-perusahaan yang dikumpulkan itu akan membuat kurikulum, sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan industri.
"Industri butuhnya yang kaya apa sih lalu dari peta kebutuhan yang di butuhkan oleh industri itu baru kemudian kita sesuaikan input SDM-nya," ujar dia.