Industri Non Migas Klaim Serap 1,5 Juta Tenaga Kerja Baru
- VIVA.co.id/ Agus Rahmat.
VIVA – Kementerian Perindustrian mengklaim industri non migas sepanjang 2017 telah menyerap tambahan 1,5 juta tenaga kerja. Hal itu terlihat dari penyerapan tenaga kerja di sektor industri yang naik dari 15,54 juta pada 2016 menjadi 17,01 juta pada 2017.
"2017 ada penciptaan lapangan kerja 1,5 juta tenaga kerja dan ini tambahannya cukup signifikan," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin 11 Desember 2017.
Ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat dipengaruhi jalannya pertumbuhan sektor industri manufaktur. Jika pertumbuhan industri manufaktur melambat, maka berdampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya.
"Maka pada kuartal III 2017 ini kita bisa lihat bahwa membaiknya pertumbuhan ekonomi juga terlihat dari membaiknya pertumbuhan industri pengolahan," ujar dia.
Airlangga pun menguraikan, pada kuartal III 2017 ini pertumbuhan industri non migas Indonesia telah tumbuh sebesar 5,49 persen, atau lebih tinggi dari Pertumbuhan Ekonomi yang tumbuh sebesar 5,06 persen.
Adapun industri yang tumbuh tinggi adalah Industri logam dasar yang tumbuh 10,6 persen, lalu diikuti industri makanan dan minuman 9,49 persen, industri mesin dan perlengkapan 6,35 persen dan industri transportasi 5,63 persen.
Menurut dia, industri masih menjadi kontributor utama bagi perekonomian. Di Indonesia, investasi di bidang industri sudah mulai gencar dilakukan. Investor di negara lain juga melakukan hal yang sama untuk mengembangkan industri.
"Kita sudah melihat negara strategis seperti Vietnam sudah ada 50 pabrik, terutama untuk (investasi) hilir," ujar dia.