JK: Teknologi Mesin Bahaya, tapi Ada Celah Perkuat Ekonomi
- VIVA.co.id/ Fajar Ginanjar Mukti.
VIVA – Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkap hal yang menurutnya merupakan bahaya dari perkembangan teknologi mesin yang menjurus kepada otomatisasi pekerjaan, terhadap ekonomi.
JK menyampaikan, di satu sisi, otomatisasi meningkatkan produktivitas. Namun, karena jumlah tenaga kerja yang diperlukan, juga menjadi berkurang akibat diganti mesin, pada akhirnya konsumsi malah akan melemah, karena tidak ada lagi pegawai yang membelanjakan gaji yang mereka terima.
"Robot dan otomatisasi itu punya kelemahan. Yaitu, siapa konsumennya? Karena, mereka tidak dapat gaji, tidak beli baju, tidak beli sepeda motor, makan, dan sebagainya, akan menyebabkan hal itu (konsumsi melemah)," ujar JK, dalam acara Penganugerahan Paramakarya di Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta Selatan, Jumat 8 Desember 2017.
Meski demikian, ia menyampaikan, perkembangan otomatisasi yang merupakan dampak tidak terelakkan dari kemajuan teknologi sejatinya bukanlah hal yang harus dipersoalkan.
Menurut JK, di masa-masa mendatang, investor asing besar juga akan terus membawa teknologi otomatisasi sebagai strategi untuk menghemat biaya mereka.
"Investor yang datang ke Indonesia sekarang banyak yang memakai alat-alat yang canggih, robot, sehingga tidak diperlukan (tenaga kerja)," ujar JK.
JK menyampaikan, bangsa Indonesia harus melihat keniscayaan tersebut sebagai suatu tantangan. Ada pun, strategi yang bisa ditempuh di antaranya meningkatkan keterampilan supaya bisa menguasai pengoperasian teknologi, atau mengandalkan kreativitas supaya bisa tetap sukses menghadapi perkembangan zaman.
JK meyakini celah ekonomi akan selalu ada betapa pun bidang itu terus berubah secara dinamis. "Ekonomi kita begitu luas dan konsumen kita begitu luas. Sehingga, produktivitas lah, teknologi lah, atau pemasaran yang baik lah yang akan menang persaingan di masa datang," ujar JK.