Harga Pangan Jadi Momok di Tengah Optimisme Konsumen
- VIVA.co.id/M. Ali. Wafa
VIVA – Konsumen semakin optimistis terhadap ekonomi lokal dan nasional saat ini. Hal itu terlihat jelas dari Indeks Kepercayaan Konsumen November 2017 yang disurvei Danareksa Research Institute yang kembali naik 0,5 persen di level 103,0.
Kepala Ekonom Danareksa Research Institute, Damhuri Nasution, mengatakan, pada November ini Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) masuk dalam level tertinggi dalam lebih dari 12 tahun terakhir.
Menurut dia, secara keseluruhan, konsumen merasa semakin optimistis terhadap prospek ekonomi enam bulan ke depan. Selain itu, sentimen konsumen terhadap kondisi ekonomi nasional saat ini juga meningkat.
Hanya saja, lanjut Damhuri, untuk ekonomi lokal, konsumen yang disurvei pada November 2017 masih merasa khawatir terhadap tingginya harga bahan pangan dan kelangkaan kerja.
"Kekhawatiran konsumen terhadap tingginya harga bahan pangan naik dari 59,9 persen jadi 67,6 persen, sedangkan kekhawatiran kelangkaan kerja naik dari 31,7 persen jadi 33,9 persen," tutur Damhuri, dalam keterangan tertulisnya, Selasa 5 Desember 2017.
Adapun untuk dua komponen pembentuk IKK November 2017 terlihat ada perbedaan. Indeks Situasi Sekarang (ISS) turun 0,8 persen menjadi 83,6. Sementara itu, Indeks Ekspektasi (IE) naik 1,2 persen menjadi 117,6.
"Penurunan ISS lebih disebabkan penilaian yang lebih buruk terhadap keadaan ekonomi lokal saat ini. Sedangkan, IE naik karena optimisme masyarakat terhadap prospek ekonomi enam bulan mendatang," ungkapnya.
Sementara itu, dengan meningkatnya optimisme masyarakat terhadap prospek ekonomi lokal dan ekonomi nasional enam bulan mendatang, rencana konsumen membeli barang tahan lama juga meningkat pada November.
Â
Berdasarkan hasil survei, sekitar 44,20 persen konsumen berencana untuk membeli barang-barang tahan lama dalam enam bulan mendatang, naik dari 42,05 persen konsumen yang disurvei pada Oktober.
Kemudian terkait tekanan inflasi, konsumen yang yakin ada tekanan inflasi, tercatat naik 0,8 persen dari 181,8 menjadi 183,2. Naiknya kekhawatiran itu disebabkan oleh ekspektasi kenaikan harga pangan, sandang, dan transportasi jelang Natal dan tahun baru.