Dampak Ekonomi bila Tarif 13 Ruas Tol Naik November
- ANTARA/Risky Andrianto
VIVA – Kenaikan sejumlah tarif tol yang disesuaikan pada bulan ini akan memengaruhi konsumsi masyarakat. Sebab, daya beli masyarakat yang belum pulih akan kembali tergerus.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, kenaikan tarif sejumlah ruas tol punya dampak negatif, yakni melonjaknya biaya transportasi.
"Jadi, meskipun inflasi bulan Oktober kecil yakni 0,01 persen, sub sektor sarana penunjang transportasi mengalami inflasi sebesar 0,18 persen," ujar Bhima kepada VIVA, Jumat 24 November 2017.
Untuk itu, ditegaskannya, meskipun kontribusi kenaikan tarif tol masih kecil terhadap inflasi, untuk biaya transportasi dan konsumsi masyarakat berpengaruh negatif.
"Ini artinya bisa memberatkan masyarakat, khususnya kelas bawah seperti buruh pabrik yang mengeluarkan ongkos tol lebih mahal dari Bekasi ke kawasan industri di Cikarang-Karawang misalnya. Padahal pendapatan riilnya rendah," kata dia.
Jika biaya transportasi naik, dampak ke konsumsi masyarakat akan berpengaruh. "Di tengah daya beli masyarakat yang lesu, sedikit saja ada kenaikan pungutan atau tarif sarana angkutan seperti tarif tol, maka disposable income-nya akan merosot," ujar dia.
Sebelumnya, Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tengah melakukan evaluasi penyesuaian tarif di 13 ruas jalan tol.
Empat ruas yang telah mengalami kenaikan tarif pada bulan ini ialah Tangerang-Merak, Cikampek-Palimanan, Makassar Seksi IV, dan Gempol-Pandaan. (art)