Jokowi Minta 20 Persen Kuota Impor Beras Malaysia dari RI

Presiden Joko Widodo dan PM Malaysia Dato’ Sri Mohd. Najib
Sumber :
  • Biro Pers Sekretariat Presiden

VIVA – Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Dato' Sri Mohammad Najib melakukan pertemuan bilateral di Kuching, Malaysia, pada Rabu 22 November 2017. Dalam pertemuan ini, beberapa sektor kerja sama dibicarakan.

RI Impor Beras 3,85 Juta Ton hingga November 2024, BPS: Paling Banyak dari Thailand

Dikutip dari siaran pers Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, pertemuan kedua kepala negara itu membuat kerja sama makin meningkat.

Untuk sektor perdagangan, pada semester pertama tahun 2017 meningkat 21 persen. Seperti ekspor beras yang dilakukan oleh Indonesia ke Malaysia.

Ketua MPR soal Tekad Prabowo Tak Ingin Impor Beras di 2025: Bagus, Tapi Jangan Dipaksakan

Ekspor beras Indonesia ke Malaysia, mulai dilakukan pada Oktober 2017. Dengan total ekspor mencapai 25 ribu ton. Diharapkan, akan terus meningkat.

"Dan, Indonesia berharap Malaysia dapat mengalokasikan 20 persen dari kuota impor berasnya, sekitar 150 ribu ton dengan mengimpor dari Indonesia,” ujar Presiden Jokowi.

Prabowo Pastikan Tidak Impor Beras Tahun 2025, Ini Alasannya

Berbagai capaian juga dihasilkan dalam pertemuan itu. Termasuk, masalah perbatasan kedua negara, yang kadang sering memicu memanasnya hubungan kedua negara bertetangga tersebut.

"Indonesia mengharapkan draf border crossing agreement yang sudah selesai dirundingkan untuk segera ditandatangani. Demikian juga dengan Border Trade Agreement,” kata Jokowi.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa kedua negara memiliki kerja sama baru yang sangat strategis, yaitu penguatan kemitraan untuk kelapa sawit melalui pembentukan Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC).

Bahkan, pada November 2017, Indonesia menjadi tuan rumah Pertemuan Tingkat Menteri CPOPC dengan mengundang sejumlah negara penghasil sawit lainnya. “Kita harus bersatu melawan kampanye hitam terhadap kelapa sawit,” katanya.

Masalah perlindungan terhadap warga negara Indonesia yang tinggal dan bekerja di Malaysia, juga dibahas. Jokowi mengatakan, sudah meminta kepada PM Nadjib untuk memperhatikan hak pendidikan bagi WNI yang bekerja di negaranya itu.

Sementara itu, PM Najib menyampaikan bahwa lawatan Presiden Jokowi ke Kuching, Malaysia, menandakan konsultasi tahunan ke-12 kedua negara.

“Dan, juga menandakan hubungan diplomatik antara Malaysia dan Indonesia ke-60,” ucap PM Najib.

Pertemuan kedua pemimpin tersebut berjalan dengan lancar dan menunjukkan hubungan bilateral antara kedua negara dalam keadaan yang sangat baik.

“Begitu banyak kemajuan mencakup bidang politik, ekonomi, sosial, keamanan, dan kerja sama perbatasan. Keinginan kedua pemerintah untuk terus meningkatkan lagi hubungan, sehingga semakin banyak peluang dan potensi yang dapat direalisasikan,” jelas PM Najib.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya