Tingkatkan Efisiensi, TPK Koja Terapkan ISO 9001:2015

Ativitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA –  Terminal Peti kemas (TPK) Koja berupaya meningkatkan efisiensi dan kepuasan pelanggan dengan menerapkan standar sistem manajemen mutu ISO 9001:2015. TPK Koja menjadi terminal peti kemas yang pertama yang menerapkan ISO 9001:2015 di antara perusahaan-perusahaan sejenis di Tanjung Priok.

Bea Cukai Kementerian Keuangan Resmikan Pemberlakuan 10 Alat Pemindai Peti Kemas di Pelabuhan Tanjung Priok

Manajer Quality Assurance & SMO TPK Koja, Imam Sumedi, menjelaskan pada 2017 perusahaan memulai migrasi dari ISO 9001:2008 ke ISO 9001:2015, ditandai dengan diterimanya sertifikat ISO 9001:2015 pada April 2017.

Selanjutnya, pada akhir Oktober 2017, TPK Koja juga telah dinyatakan layak menyandang sertifikat ISO 9001:2015 setelah dilakukan audit secara independen.  

Detik-detik Mengerikan Truk Tertimpa Peti Kemas di Tanjung Priok, Sopir Tewas Seketika

“Dalam kerangka saya, setidaknya TPK Koja menjadi yang pertama (penerapan ISO 9001:2015). Dan kami berhasil meraih peringkat tertinggi score GCG dua tahun berturut-turut di antara seluruh anak perusahaan di bawah Pelindo II,” kata Imam dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 19 November 2017.

Menurut dia, perbaikan utama yang dituntut dalam penerapan standar ISO 9001:2015 antara lain proses bisnis yang lebih terorganisasi (organizing process) dan efisiensi di setiap proses bisnis serta melakukan peningkatan berkelanjutan (continual improvement).

Truk Peti Kemas Kecelakaan Hantam Pembatas Jalan di Kranji, Sopir Ngantuk

“Mewujudkan ke tiga hal di atas, ISO versi 2015 mensyaratkan pada kemampuan perusahaan mendengar suara pelanggan dan antisipasi risiko bisnis,” ujarnya.

Imam menjelaskan pelanggan sebagai salah satu kunci utama dari pemangku kepentingan memiliki arti penting dalam pengembangan proses bisnis. Pelanggan bisa diartikan shipping line dan cargo owner serta para freight forwarder.  

“Perbedaan dari ISO 2008 dan ISO 2015, kami harus menyerap suara pelanggan, apakah mereka puas dengan kinerja dan pelayanan. Kami tidak punya pilihan lain kecuali bicara tentang efisiensi, risiko, dan mendengar suara pelanggan. Ini mesti mengubah paradigma. Tanpa itu kami tidak akan survive,” jelasnya.  

Sedangkan terkait efisiensi, lanjut dia, penerapan ISO 9001:2015 menuntut perusahaan memperbaiki efisiensi di setiap proses bisnis. Dengan proses bisnis yang makin efisien, tentu kinerja akan meningkat yang pada akhirnya bisa menarik lebih banyak pelanggan.

Salah satu manfaat penerapan ISO 9001:2015 antara lain peningkatan rasio bongkar muat peti kemas dari kapal atau Box Crane per Hour (BCH). Rata-rata BCH TPK Koja per September 2017 sudah mencapai 23 boks per jam, meningkat dari periode yang sama tahun lalu yaitu 20 boks.

Selain itu, throughput TPK Koja di pengujung tahun 2017 diprediksi bakal mencapai 1 juta TEUs (Twenty-footer Equivalent Unit) bila mengacu pada throughput Januari sampai Agustus 2017 yang telah mencapai 654.677 TEUs.

“Digitalisasi dan otomatisasi adalah keniscayaan yang sedang terjadi di TPK Koja. Sebagai contoh para pelanggan telah melakukan billing secara elektronik. Konsumen membuat sendiri billing, dan memasukkan sendiri pembayaran secara cash-less atau elektronik,” ungkapnya.

Sekretaris Perusahaan TPK Koja, Nuryono Arief, menyebutkan selain penerapan ISO 9001:2015, salah satu keberhasilan TPK Koja adalah menjadi peringkat satu dalam penerapan Good Corporate Governance (GCG) di antara belasan anak usaha PT Pelindo II sepanjang tahun 2016 dan tahun 2015.

Dalam penilaian tersebut, TPK Koja mendapatkan angka 82,03 untuk tahun buku 2016 dan angka sebelumnya atas nilai GCG kami di tahun 2015 adalah 73,81.

“Manajemen TPK Koja bertekad untuk meningkatkan produktivitas guna memastikan kegiatan arus barang berjalan dengan lancar di Pelabuhan Tanjung Priok, tanpa mengesampingkan penerapan GCG dan ISO 9001:2015,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya