Pekerja Diganti Robot, Jokowi: Sudah Revolusi Industri ke-4
VIVA – Presiden Joko Widodo mengatakan, perubahan dunia semakin cepat saat ini. Bahkan, revolusi tersebut saat ini telah terjadi di dunia, khususnya sektor industri.
Karena itu, menurutnya, hal ini menjadi perhatian pemerintah. Apalagi, saat ini, perubahan pola industri itu sudah mulai dirasakan di Indonesia.
"Revolusi industri yang keempat telah datang. Begitu pesat dan hampir di semua negara," kata Jokowi, dalam sambutannya pada acara Sarasehan DPD RI, di kompleks parlemen, Jakarta, Jumat 17 November 2017.
Jokowi mengatakan, revolusi industri berada pada tiga dimensi, yakni dimensi digital, fisik, dan biologis. Dimulai dari internet, kemudian sudah masuk mobile internet hingga kini datang era robotik.
Menurutnya, ada keuntungan dan kelemahannya dari revolusi tersebut. Salah satu keuntungannya adalah sangat besar pendapatan yang akan diperoleh negara.
"Dengan revolusi industri keempat tadi, memang ada potensi. Informasi yang kita peroleh ada potensi US$600 miliar. Kalau di rupiah kan, berarti hampir Rp10 ribu triliun," jelas Jokowi.
Namun, kata dia, di sisi lain, ada juga kelemahannya yang harus diantisipasi dengan cepat. Karena, era robotik, secara otomatis membuat pengangguran semakin bertambah.
"ILO (International Labour Organisation) memperkirakan terjadi 56 persen lapangan kerja di negara Asia, termasuk Indonesia, terdapak akibat otomasi-otomasi mesin, akibat robotik, dan lain-lain," jelasnya.
Karena itu, lanjut Jokowi, fenomena itu akan diantisipasi dengan berbagai kebijakan agar lapangan kerja tidak terganggu. Sehingga, pada akhirnya revolusi ini menguntungkan berbagai pihak.
"Sehingga, yang tadi saya sampaikan silahkan terjadi di negara lain, tetapi jangan terjadi di Indonesia mengenai pengangguran tadi. Dari hal fundamental harus cepat kita selesaikan, sehingga kita meloncat menuju antisipasi," jelas Jokowi.