Beberapa Ruas Jalan di Jawa Timur Sudah Pakai Aspal Plastik

Ilustrasi aspal campuran
Sumber :
  • Dokumentasi Kementerian PUPR.

VIVA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terus menguji teknologi baru penggunaan aspal yang menggunakan campuran plastik. Kali ini pengaspalan dilakukan di Pasuruan, Jawa Timur. 

Puan Minta Pemerintah Kuatkan Mitigasi ke Masyarakat Guna Hadapi Cuaca Ekstrem

Daerah ini merupakan lokasi kelima dari uji gelar penggunaan aspal plastik, setelah Bali, Bekasi, Makasar dan Solo. Ruas jalan kawasan Gempol-Bangil-Pasuruan-Probolinggo sepanjang 2,2 kilometer kini telah dilapisi oleh aspal plastik.  

“Tempat ini dipilih karena volume kendaraan yang tinggi dan beban kendaraan berat yang melewati jalur lintas Surabaya-Malang itu,” terang Kepala Pusat Litbang Jalan dan Jemabatan (Pusjatan), Kementerian PUPR, Deded P Sjamsudin, dikutip dari keterangan resminya, Rabu 1 November 2017. 

Perbaikan Infrastruktur Jalan Bakal Jadi Prioritas Egi-Syaiful jika Pimpin Lamsel

Deded menjelaskan, aspal tersebut dibuat dari limbah plastik jenis kantong kresek (LDPE/Low Density Poly Ethylene) yang telah melalui proses pencucian dan pencacahan. Penanganan limbah plastik menjadi salah satu upaya untuk mengantisipasi pemanasan global.  

“Cacahan limbah plastik yang akan digunakan harus kering, bersih dan terbebas dari bahan organik dengan ukuran maksimal 9,5 milimeter,” terangnya.

Sukseskan Implementasi Asta Cita, Kementerian PU Berkomitmen Lanjutkan Pembangunan Infrastruktur

Berdasarkan hasil kajian di laboratorium tahun 2017, campuran beraspal panas dengan bahan tambah limbah plastik menunjukkan peningkatan nilai stabilitas Marshall 40 persen.  Artinya lebih tahan terhadap deformasi dan retak pada kadar tertentu, dibandingkan dengan campuran beraspal panas standar. 

Lebih lanjut, menurutnya, fokus pada kantong kresek merupakan inovasi dan upaya pemerintah dalam merealisasikan komitmen Presiden Joko Widodo pada pertemuan G-20  yang menyatakan Indonesia siap mengurangi sampah plastik laut sebesar 70 persen hingga tahun 2025. Upaya yang dilakukan salah satunya dengan memanfaatkan potensi limbah plastik pengerasan jalan. 

“Kita fokus pada kantong kresek, bukan dari botol minuman plastik atau limbah plastik lainnya,” tegas Deded.

Selain uji gelar tersebut, Balitbang juga menyelenggarakan pameran teknologi hasil litbang sebagai wadah publikasi dari hasil-hasil penelitian  kepada masyarakat. Acara ini digelar mulai Senin kemarin hingga hari ini di Surabaya. (one)

Ilustrasi Kecelakaan Beruntun

Mengapa Jalan Tol Berisiko Tinggi Terhadap Kecelakaan Beruntun? Ketahui Alasan dan Cara Mengurangi Risikonya!

Pelajari faktor penyebab utama kecelakaan beruntun di jalan tol serta langkah-langkah untuk mengurangi risiko insiden. Tingkatkan keselamatan di jalan tol.

img_title
VIVA.co.id
14 November 2024