Menko Darmin Klaim Semakin Mudah Berbisnis di Indonesia
- Chandra Gian Asmara/VIVA.co.id
VIVA – Upaya Presiden Joko Widodo dalam mengejar peringkat kemudahan berusaha atau ease of doing business di posisi 40 mulai membuahkan hasil. Peringkat kemudahan berusaha yang pada tahun ini berada di posisi 91, tahun depan dipastikan kembali naik menjadi di urutan 72.
“Dalam tiga tahun terakhir, Indonesia telah menjadi tempat yang lebih mudah untuk berusaha. Prestasi ini tak lepas dari kerja keras semua pihak,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam konferensi pers, Jakarta, Rabu 1 November 2017.
Darmin merinci, beberapa indikator kemudahan berusaha yang mengalami perbaikan tajam di antaranya adalah penyelesaian kepailitan dari posisi 74 di tahun 2016, menjadi di posisi 38 di 2018, dan penegakan kontrak dari peringkat 171 di 2016, menjadi posisi 145 di tahun 2018.
Kemudian, penyambungan listrik dari posisi 61 di 2016, menjadi posisi 38 pada 2018. Adapun beberapa indikator lain yang mengalami kenaikan diantaranya adalah kemudahan berusaha, mendaftarkan kepemilikan properti, mendapatkan kredit, izin berusaha, dan melindungi penanam modal.
Meski demikian, laporan Bank Dunia tetap mencatat ada beberapa indikator kemudahan berusaha yang mengalami penurunan. Misalnya, seperti kemudahan dalam membayar pajak yang turun 10 peringkat dari sebelumnya 104 menjadi 114, dan perdagangan lintas batas dari yang sebelumnya 108 menjadi 112.
“Apa saja yang kita masih perbaiki, tentu yang angkanya masih besar-besar itu,” katanya.
Darmin menegaskan, pemerintah akan terus berupaya untuk melakukan berbagai upaya untuk mengejar target kemudahan berusaha sesuai dengan target Presiden Joko Widodo. Mulai dari memperbaiki kemudahan berusaha, sistem pembayaran pajak, perdagangan lintas batas, dan izin mendirikan bangunan.
Manfaatkan Peluang Berbisnis di Era Digital Secara Maksimal
Adanya teknologi bertujuan untuk memudahkan segala bentuk aktivitas maupun kegiatan manusia.
