Bayar Tol Masih Terus Bisa Tunai, Ini Buktinya
VIVA – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengungkapkan, pemerintah dan pemangku kepentingan terkait telah siap untuk memberlakukan transaksi non tunai di jalan tol di seluruh Indonesia Kebijakan itu akan mulai diberlakukan pada 31 Oktober 2017.
Basuki mengatakan, nantinya masih ada disediakan satu pintu di gerbang tol yang melayani transaksi tunai mau pun non tunai, atau hybrid. Untuk itu, penggunaan uang cash masih tetap berlaku di jalan tol.
"Ada satu hybrid, mungkin masih ada satu (di setiap tol), semua pintu harus tetap ada penjaganya," kata Basuki di kantornya, Senin 30 Oktober 2017.
Basuki mengatakan, pihaknya mengakomodir aspirasi konsumen seperti yang disampaikan oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) untuk tetap memberikan pelayanan tunai. Pemerintah diakui Basuki tidak bisa langsung mengubah kebiasaan masyarakat.
"Ini kan mengubah kebiasaan orang, jadi tidak bisa langsung. Walaupun sudah sosialisasi (non tunai), masih bisa cash, bisa e-Money. Dari total (gerbang tol), ada satu. Dipandu kalau tidak membawa e-Money," ujar Basuki.
Kendati demikian, Basuki mengatakan penyediaan satu gerbang tol dengan skema hybrid ini masih akan terus dikaji. "Belum tahu sampai kapan, ini program untuk sosial," ujar dia.
Di sisi lain, Basuki mengatakan, bahwa penetrasi pengguna uang elektronik (e-Money) di Indonesia terus meningkat. Menurut survei pihaknya, masyarakat secara umum lebih menyukai penggunaan e-Money.
"Kemarin, 88 persen naik terus kecenderungannya, Mungkin, sekarang 91. Surveinya orang suka pakai e-Money. Transisi enggak bisa langsung putus jebret," ujar dia.
Dia juga menambahkan, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dan seluruh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dan Bank Indonesia membentuk tim kecil untuk terus bergerak memantau perkembangan gerakan non tunai tersebut.
"Kita mengeluarkan surat kepada BUJT. Seperti (surat untuk) MRT pertama, kita kumpulkan, (agar) bisa tertib dan bersih," tuturnya.